Austria Pasang Tanda Peringatan “Bahaya, Ada Islam di Dekat Anda” di Seluruh Penjuru Negeri

Austria, Kampartrapost.com – Austria telah meningkatkan intimidasinya terhadap kaum Muslim dan terus mempromosikan “peta Islam” kontroversial yang mengasingkan komunitas Muslim di negara itu.

Baru-baru ini, banyak tanda-tanda bertuliskan “Muslim yang (penuh) marah) digantung di seluruh jalan Austria. Terdapat juga palang peringatan akan bahaya politik Islam di bawahnya “Awas! Politik Islam di dekatnya,“. Pesan yang disampaikan palang-palang itu telah memicu kecaman dari berbagai pihak.

Miqdad Versi, seorang konsultan manajemen dan media sekaligus juru bicara Dewan Muslim menulis cuitan di Twitter yang menyebarkan pesan bahwa Austria telah gagal dalam memperlakukan Muslim secara adil.

Peta Islam’-nya keterlaluan & tampaknya (itu) telah memfasilitasi demonisasi (pencemaran) Muslim di bawah rubrik menargetkan ‘Islam politik’,” Ujarnya dalam cuitan yang diunggah pada Rabu (02/06/2021) itu.

Baca juga:

Miqdad Versi kemudian berargumen bahwa spanduk-spanduk tersebut adalah “contoh (dari) bahaya ‘Islamofobia yang disponsori negara’ di Austria”.

Gambar larangan orang muslim

Sebelumnya, Kementerian Integrasi Austria meluncurkan situs internet yang disebut “Peta Nasional Islam” yang memberikan rincian 620 masjid dan asosiasi Islam di negara itu. Peta tersebut memberikan lokasi, alamat, dan nama pejabat Islam. Menteri Integrasi Austria Susanne Raab membela proyek kementerian di tengah meningkatnya kritik dalam komunitas Muslim negara itu.

“Ini sama sekali bukan kecurigaan umum terhadap Muslim. Ini tentang perjuangan bersama melawan Islam politik sebagai tempat berkembang biaknya ekstremisme,” kata Raab kepada surat kabar German Welt.

Dewan Eropa menuntut Austria menarik “peta Islam” yang kontroversial itu. Publikasi peta itu memusuhi umat Islam dan berpotensi mendatangkan resiko perpecahan, kata badan hak asasi manusia Eropa dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Daily Sabah.

“Peta itu menyajikan “keluhan yang ada” dan dianggap oleh banyak Muslim sebagai “sangat diskriminatif. Mereka merasa di stigmatisasi (upaya melekatkan nama buruk) dan terancam keamanannya dengan publikasi alamat dan detail lainnya.” Lanjut badan Hak Asasi Manusia Eropa itu.

Farid Hafez, seorang akademisi Muslim Austria terkemuka, yang baru-baru ini menjadi sasaran pihak berwenang karena karyanya memerangi kejahatan rasial, menegaskan bahwa peta Islam diluncurkan oleh Documentation Centre 4, sebuah organisasi yang didanai Austria beranggotakan banyak penulis anti-Muslim.

Baca juga:

Cendekiawan anti-Islamofobia dan pengkritik keras kebijakan anti-Muslim Austria itu angkat bicara setelah terjadi insiden padanya di tanggal 9 November 2020.

Saat itu, rumah keluarganya menjadi sasaran serbuan polisi Austria. Hafez mengingat bagaimana titik-titik merah dari laser senjata diarahkan ke dadanya oleh petugas polisi Austria bertopeng yang menyerbu rumahnya.

“Alasan saya tertarik (melawan) Islamofobia adalah karena saya merasa tidak ada yang membicarakannya,” kata Hafez.

Umat ​​Muslim di seluruh Austria merasa terancam oleh publikasi himbauan dan rincian lainnya di tengah meningkatnya Islamofobia di Austria, terutama setelah serangan mematikan di Wina November lalu.

Komunitas Agama Islam di Austria (IGGOE), yang mewakili kepentingan sekitar 800.000 Muslim di Austria, memperingatkan agar tidak menstigmatisasi Muslim yang tinggal di negara itu sebagai manusia yang “berbahaya bagi masyarakat dan tatanan hukum demokratis di negara itu.”

Berita Terkait