Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Sri Lanka Kubur Mayat dengan Peti Mati Kardus

Sri Lanka, Kampartrapost.comAngka kematian di Sri Lanka akibat Covid-19 semakin meningkat. Lonjakan ini membuat beberapa orang di negara tersebut memilih peti mati kardus ketika mereka menguburkan jenazah kerabatnya. Sri Lanka telah mencatat angka kematian harian tertinggi mencapai 198 kasus pada hari Jumat, dengan total kematian mencapai 7.560.

Menurut Sahabandu, anggota dewan kota untuk Dehiwala-Mount Lavinia, sebuah kota di distrik Kolombo. Saat ini, rata-rata sekitar 400 orang meninggal dalam sehari di negara tersebut.

Di pabrik kota Dehiwala-Mount Lavinia, Sri Lanka, para pekerja menggunakan staples dan lem untuk merakit kotak kardus panjang yang akan digunakan sebagai peti mati untuk korban virus corona.

“Untuk membuat 400 peti mati, kita harus menebang sekitar 250 hingga 300 pohon. Untuk mencegah kerusakan yang lebih banyak lagi pada lingkungan, saya mengajukan konsep ini ke komite kesehatan dewan,” kata Sahabandu.

Baca juga: Ketar-ketir, Putin Peringatkan Masuknya Islam Radikal dari Afghanistan
Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Sri Langka Kubur Mayat dengan Peti Mati Kardus
Seorang pekerja membawa peti mati kardus untuk dimuat ke truk di sebuah pabrik, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19), di pinggiran Kolombo, Sri Lanka 7 Agustus 2021. Gambar diambil 7 Agustus 2021. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

“Dengan melonjaknya kasus virus corona, masyarakat kesulitan membeli peti mati kayu mahal,” tambahnya.

Sahabandu mengatakan jika setiap peti mati kardus berharga sekitar 4.500 rupee Sri Lanka ($22,56), dibandingkan dengan 30.000 rupee untuk peti kayu murah.

Peti mati yang mulanya banyak untuk korban Covid-19, akan tetapi penggunaanya yang semakin banyak membuat kalangan peduli lingkungan tergerak. Sekitar 350 peti mati kardus telah di produksi sejak awal 2020 dan pabrik sedang mengerjakan 150 peti lagi.

“Mayoritas masyarakat Sri Lanka mendukung langkah ini. Masalahnya kami terkendala pasokannya. Kami sedang mengusahakannya,” kata Sahabandu.

Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa mengumumkan penguncian total pada hari Jumat selama sepuluh hari untuk menekan lonjakan baru dalam kasus COVID-19 yang mendorong penyebaran varian Delta yang sangat menular.

Baca juga: Apa isi ‘kesepakatan luar biasa’ Taliban dan Trump yang menjadi kunci kelompok ini kuasai kembali Afghanistan?

Berita Terkait