Ketar-ketir, Putin Peringatkan Masuknya Islam Radikal dari Afghanistan

Rusia, Kampartrapost.comPresiden Rusia, Vladimir Putin ketar-ketir ketika banyaknya pengungsi Afghanistan yang masuk ke negaranya. Ia telah memperingatkan akan masuknya islam radikal dari Afghanistan.

Dalam pidatonya pada pertemuan puncak online dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) pada Senin (23/8/2021). Putin mengatakan jika pentingnya menjaga dari islam radikal di teluk menyususl pengambil alihan kekuasaan Taliban.

Pembicaraan CSTO terkait dengan Afghanistan yang diketuai oleh presiden Tajikistan, Emomali Rahmon dan dihadiri oleh para pemimpin Armenia, Belarusia, Kazakhstan dan Kirigistan yang merupakan bekas jajahan republik Soviet.

Baca juga: Perdana! Wakil Presiden AS kunjungi Singapura Tangkal Pengaruh China

Kremlin mengatakan jika Aliansi militer telah menyuarakan keprihatinan bahwa kelompok islam radikal ISIS masih memiliki pijakan di Afghanistan. Itu menjadi ancaman bagi wilayah mereka.

Ia menambahkan bahwa enam pemimpin juga telah mencapai kesepakatan untuk mengordinasikan tindakan pada situasi yang sedang berlangsung di negara tersebut, termasuk menaanggapi ancaman yang muncul.

Melansir Al Jazeera, Putin sebelumnya telah menyuarakan keprihatinannya mengenai situasi di Afghanistan, memperingatkan pekan lalu bahwa kacaunya situasi keamanan dapat membuat teroris memasuki negara-negara tetangga dengan kedok pengungsi.

Baca juga: Baku Tembak Melibatkan Pasukan Barat Meletus di Bandara Kabul

“Mitra Barat kami terus-menerus mengajukan pertanyaan tentang penempatan pengungsi di negara-negara Asia Tengah sebelum memperoleh visa ke Amerika Serikat atau negara lain,” katanya dalam pertemuan pejabat partai Rusia Bersatu yang berkuasa di Rusia, Minggu.

“Tapi siapa di antara para pengungsi ini? Bagaimana kita bisa tahu?” tambahnya.

Putin memperkirakan bahwa ratusan ribu, atau bahkan jutaan orang mungkin ingin melarikan diri dari Afghanistan. Di mana warga Afghanistan dan orang asing terus turun ke Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul. Dalam upaya putus asa untuk melarikan diri dari pengambilalihan Taliban.

Sementara itu, ratusan orang telah melarikan diri ke Tajikistan dan Uzbekistan, yang berbatasan dengan Afghanistan.

Baca juga: Mengapa pangkalan militer di AS jadi target konspirasi China soal sumber virus corona?

Berita Terkait