Korea Selatan Kembangkan Rudal Balistik Kalahkan Senjata Nuklir Taktis

Korea Selatan, Kampartrapost.com – Korea Selatan telah berhasil mengembangkan rudal balistik yang setara dengan kekuatan senjata nuklir taktis. Setelah adanya pencabutan pembatasan oleh AS terhadap pengembangan rudal, kata sebuah sumber pada Kamis (2/9/2021).

Melansir Yonhap News, rudal antar-muka ini dapat menyebabkan daya ledak hingga 3 ton dengan jangkauan penerbangan 350-400 kilomoter. Saat ini Korea Selatan sedang dalam tahap pengembangan akhir dan waktu distribusi ke publik akan segera ditentukan setelah beberapa uji coba.

Mengungkap pertahanan terbarunya untuk 2022-2026, kementrian pertahanan berjanji akan mengembangkan rudal baru dengan kekuatan destruktif yang akan meningkat secara signifikan. Menerapkan pertahanan baru terhadap ancaman artileri jarak jauh dan meningkatkan sistem patriot.

Baca juga: Pengambilalihan Taliban Picu Islamofobia di India

Hal tersebut menunjukkan jika rudal balistik besutan Korea Selatan ini baru bisa beroperasikan sebelum tahun 2026.

Korea Selatan merancang rudal ini untuk menghancurkan fasilitas dan pangkalan rudal bawah tanah dengan menembus terowongan bawah tanah. Sehingga dapat secara efektif meniadakan rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM) sebelum peluncuran. Mereka juga dapat menjangkau seluruh wilayah Korea Utara jika ditembakkan dari sekitar perbatasan antar-Korea, kata sumber tersebut.

Tahun lalu, Korea Selatan berhasil mengembangkan rudal darat-ke-darat Hyunmoo-4 yang memiliki jangkauan hingga 800 km dan mampu membawa hulu ledak seberat 2 ton.

“Kami akan mengembangkan rudal yang lebih kuat, jarak jauh dan lebih tepat untuk melakukan pencegahan. Mencapai keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea,” kata kementerian itu dalam sebuah rilis.

Baca juga: Prancis dan Jerman Desak Iran Negosiasi Kembali Nuklir

Rencana pertahanan jangka menengah yang komprehensif menyerukan pengeluaran 315,2 triliun won (US$273 miliar). Kenaikan rata-rata 5,8 persen per tahun, selama lima tahun ke depan.

Dari total, 106,7 triliun won dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan, sedangkan 208,5 triliun won sisanya untuk manajemen kekuatan, menurut kementerian.

Langkah itu sejalan setelah pencabutan pembatasan AS baru-baru ini pada pengembangan rudal negara itu.

“Menyusul penghentian pedoman, kami akan melakukan pencegahan terhadap potensi ancaman dan meningkatkan kemampuan serangan terhadap target utama,” kata kementerian itu.

Mereka telah bersumpah untuk mengerahkan berbagai rudal permukaan-ke-permukaan dan kapal-ke-permukaan dengan kekuatan destruktif yang lebih meningkat secara signifikan.

Baca juga: Cerita orang-orang yang gagal melarikan diri dari Taliban

Berita Terkait