Mengejutkan! Exxon dan Chevron Sepakat Ganti Minyak Bumi dengan Energi Bio

Amerika Serikat, Kampartrapost.com Perusahaan minyak raksasa Amerika Serikat Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp sepakat untuk mengganti penggunaan bahan bakar minyak bumi menjadi energi yang terbarukan. Mereka berupaya meningkatkan penggunaan bahan bakar berbasis bio dan menekan emisi karbon yang dihasilkan ketika penyulingan berlangsung.

Mengutip dari Reuters, emisi karbon yang dihasilkan pada saat pemrosesan bahan bakar berbasis minyak bumi sangat berpengaruh pada perubahan iklim. Kedua perusahaan minyak terbesar di AS tersebut telah mendapat banyak kritik. Karena tidak adanya pendekatan untuk mengurasngi kontribusi emisi karbon dengan energi terbarukan.

Saat ini, Amerika Serikat memiliki pertumbuhan sebesar 5 persen dalam konsumsi bahan bakar berbasis energi terbarukan. Dua perusahaan minyak terbesar AS itu ingin memproduksi bahan bakar terbarukan berkelanjutan tanpa mengeluarkan dana miliaran. Biasanya yang digunakan untuk mengkonfigurasi ulang oprasi untuk membuat produk tersebut.

Baca juga: Stop Asian Hate! Lebih Dari 9.000 Kasus Anti-Asia Terjadi Sejak Pandemi di AS, Kenapa?

Kedua perusahaan untuk saat ini, sedang mencari cara untuk memproses bahan baku berbasis bio, seperti minyak nabati dan biofuel. Keduanya akan memproses sebagian bahan bakar terbarukan menggunakan sulingan minyak bumi dan mengubahnya menjadi bahan bakar diesel terbarukan, bahan bakar penerbangan (SAF) dan bensin terbarukan. Tentunya mereka akan menekan peningkatan belanja modal.

Adapun, proses produksi bahan bakar terbarukan lebih mahal daripada membuat bensin konvensional. Kecuali jika mereka menggabungkan dengan kredit dan pajak.

Exxon kemudian membentuk satuan tugas dalam strandar internasional dan organisasi pengujian ASTM internasional. Pembentukan satuan tugas ini bertujuan untuk menentukan kemampuan penyulingan dalam memproses bersama hingga 50 persen bahan baku jenis bio agar menghasilkan SAF.

Baca juga: Taliban Berhasil Kuasai Kota Strategis Ghazni, Jalan Menuju Kota Kabul

Perusahaan Exxon juga mengatakan jika mereka akan menggunakan kembali unit kilang yang ada di antara strategi lain untuk memproduksi biofuel. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan lebih dari 40 ribu barel per hari. Dan menjadikannya sebagai bahan bakar rendah emisi dengan biaya yang relatif kecil pada tahun 2025.

“kami akan memanfaatkan fasilitas kami yang ada guna mengembangkan proyek bahan bakar rendah emisi yang memiliki harga yang relatif murah,” kata juru bicara Casey Norton.

Chevron juga sedang berusaha untuk memproduksi bahan bakar terbarukan melalui Fluid Catalytic Craker (FCC), unit penghasil bensin yang umumnya menjadi komponen terbesar dari fasilitas penyulingan.

“Tujuan kami untuk memroses bersama biofeedstocks di FCC pada akhir 2021, untuk memasok bahan bakar terbarukan kepada konsumen di California,” kata juru bicara Chevron.

Chevron bermintra dengan US Environmental Protection Agency (EPA) dan California Air Resource Board (CARB). Guna mengembangkan jalur produksi bahan bakar yang memenuhi syarat untuk kredit emisi.

Untuk mendukung rencana itu, kongres sedang mempertimbangkan undang-undang intensif pajak guna mendukung bahan bakar terbarukan bisa untuk konsumsi secara komersial.

Baca juga: Kasus Covid-19 bermunculan di pulau terluar dan pedalaman: ‘Kondisi di Mentawai bisa dibilang gawat’

Berita Terkait