Israel, Kampartrapost.com – Naftali Bennett, seorang politikus sayap kanan Israel, resmi naik menjadi perdana menteri pada hari Minggu (13/6) menggantikan Benjamin Netanyahu yang sebelumnya menjabat selama 12 tahun. Bennett juga merupakan sosok pertama dalam pemerintahan Israel yang berhaluan religius.
Melansir dari CNN Indonesia, Bennett yang berlatar belakang sebagai nasionalis garis keras tidak akan memberikan masa depan cerah bagi prospek perdamaian antara Israel dan Palestina. Bahkan ia sangat terkenal sebagai anti solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.
Latar belakang militer Bennett juga tidak dapat diragukan, terlebih lagi Bennett memiliki bisnis teknologi keamanan yang pernah ia jual kepada perusahaan keamanan AS pada tahun 2005. Hal ini tentunya akan berpengaruh besar bagi peningkatan keamanan Israel. Bahkan pandangannya terhadap warga Palestina secara keseluruhan adalah teroris.
Baca juga:
-
Mengulik Pendidikan Papua dari Neas Wanimbo, Pemuda Papua yang Telah Mengelilingi 8 Negara
-
Negara G7 Janji Sumbang 1 Miliyar Vaksin ke Negara Miskin
-
Alasan Arab Saudi Tak Beri Indonesia Kuota Haji
-
Indonesia Setuju G7 Naikkan Pajak Perusahaan Multinasional
Mengutip dari Foreign Policy, Bennett menyatakan bahwa “Saya ingin dunia memahami bahwa apabila ada negara Palestina, maka berarti tidak ada negara Israel. Itulah persamaannya”.
Pernyataan tersebut tentunya merupakan pernyataan yang keras dan jelas bahwa di masa pemerintahannya nanti, ia hanya akan memperkeruh situasi antara Israel dan Palestina. Bagi Bennett, solusi dua negara hanya akan memberi bencana dan sinyal bunuh diri bagi negara yahudi itu.
Melansir dari Foreign Policy, terdapat juga perselisihan antara Bennett dan Netanyahu yang mencuat di publik ketika ia menyalahkan Netanyahu atas kenaikan harga, respons virus yang ceroboh, perpecahan internal, dan menunda janji untuk menginvasi sebagian besar West Bank.
Bahkan baru minggu lalu, Bennett mengecam perdana menteri karena salah menangani situasi keamanan yang meningkat di Gaza, Yerusalem, dan antara orang Yahudi dan orang Arab di seluruh negeri. “Saya tidak ingat periode kelemahan, disfungsi, dan rasa malu nasional seperti itu,” ujarnya mengecam administrasi Netanyahu.
Berbagai pernyataan keras dan mengancam sering disampaikan oleh Naftali Bennett sejak sebelum bahkan hingga ia baru menjabat. Ia membuktikan bahwa akan semakin tinggi kompleksitas prospek perdamaian antara Israel dan Palestina. Bennett juga membuktikan bahwa dirinya telah mampu membuat sejarah baru bagi masa depan Israel.
Baca juga:
-
Varian Covid-19 bernama “Thai Varian” Terdeteksi di Inggris Raya
-
Fenomena Bono, Gelombang Pasang di Sungai Kampar
-
Candi Muara Takus, Kerajaan Dan Pusat Peradaban Sumatera yang Terlupakan
-
Syarat-syarat Daftar Haji bagi WNI di Arab Saudi
Berani komentar itu baik