NASA Miliki Misi Baru Untuk Teliti Pengaruh Badai Petir Pada Perubahan Iklim

Kampartrapost.com – Badan Penerbangan dan Antartika Amerika Serikat (NASA) beberapa hari yang lalu telah mengumumkan misi pertamanya untuk menjelajah bulan es milik Saturnus dengan menggaet perusahaan roket, SpaceX, milik Elon Musk.

Jika biasanya NASA hanya meneliti benda-benda luar angkasa. Namun, baru-baru ini NASA juga akan memulai penelitian terbarunya dalam meneliti bagaimana cara cuaca panas yang ekstrem dapat mempengaruhi lapisan atmosfer bumi.

Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi di Bumi baru-baru ini memang banyak membawa hal buruk bagi kesehatan bumi. Selain cuaca dan iklim yang ekstrem, perubahan iklim ini juga beriringan dengan banyaknya bencana yang terjadi di seluruh belahan bumi.

Baca juga: Arab Saudi Beri Sanksi Bagi Warganya yang Tetap Nekat Kunjungi Indonesia

Selama konferensi pers berlangsung pada Selasa, Kanneth Bowman, Ph.D., peneliti utama untuk proyek Dinamika dan Kimia Stratosfer Musim Panas (DCOTSS). Ia mengatakan tujuan dari proyek tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana badai musim panas yang terjadi di AS dapat mempengaruhi Stratosfer.

Stratosfer merupakan lapisan kedua atmosfer yang ada di bumi, yang mana tempat lapisan ozon terbentuk. Selain meneliti perubahan stratosfer, Bowman mengatakan jika penelitian ini terjadi karena adanya perubahan iklim ekstrem dan menyebabkan badai petir besar yang sering terjadi.

“Kebanyakan badai petir terjadi di lapisan bawah atmosfer bumi, atau istilah lainnya troposfer. Tetapi bumi kini sering terjadi badai petir yang lebih intens, yang mana aliran udana naik ke atas masuk kedalam badai dan itu sepertinya telah melampaui lapisan atas atau stratosfer.“ Kata Bowman.

Dalam melakukan proyek tersebut NASA bekerja sama dengan beberapa universitas di seluruh negeri, serta Pusat Penelitian Atmosfer Nasional dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional.

Selama misi ini berlangsung, akan ada tiga penempatan selama delapan minggu pada musim panas tahun 2021 dan 2022. DCOTSS dalam menjalankan misi ini, akan menggunakan pesawat penelitian ketinggian ER-2 milik NASA.

Baca juga: KKP Tangkap 125 Kapal Pencuri Ikan Sampai Akhir Juli 2021

DCOTSS akan mengoperasikan pesawat ini dari Salina, Kansas, sebuah tempat yang para peneliti pilih karena lokasinya sentral di AS. Wilayah ini juga terdapat badai petir rentan terjadi dan intens selama musim panas.

Pesawat ER-2 ini dilengkapi dengan alat robotik yang diprogram dapat mengukur gas dan partikel yang keluar di puncak badai petir, serta informasi meteorologi seperti uap air, kata Willmouth.

Berita Terkait