Pengiriman Vaksin Tertunda, Uni Eropa Tuntut Perusahaan Vaksin AstraZeneca ke Pengadilan

EROPA, KAMPARTRAPOST.COM – Dikarenakan pengiriman vaksin tidak sesuai jadwal kontrak, Uni Eropa telah mengambil langkah hukum terhadap salah satu perusahaan produsen vaksin Covid-19, AstraZeneca.

Badan eksekutif Komisi Uni Eropa menjelaskan pihaknya menuntut perusahaan asal Inggris-Swedia itu karena telah melanggar kontrak yang telah mereka buat terkait produksi dan pengiriman vaksin Covid-19.

Dilansir dari BBC, Komisi Uni Eropa juga mengatakan aksi mereka untuk membawa AstraZeneca ke meja hukum adalah karena perusahaan tersebut tidak memiliki rencana yang “dapat diandalkan” untuk memastikan pengiriman vaksin tepat pada waktunya.

Di sisi lain, AstraZeneca menyebutkan bahwa Langkah yang diambil organisasi supranasional itu “tidaklah berdasar“.

Baca juga:

Dikutip dari BBC, Juru bicara AstraZeneca mengatakan perusahaannya akan “membela diri dengan sekuat tenaga di pengadilan”.

Dengan adanya proses hukum ini, sengketa berkepanjangan yang terjadi di antara kedua belah pihak terkait pasokan vaksin virus corona terlihat semakin jelas.

Beberapa pihak di Uni Eropa menuduh bahwa AstraZeneca telah pilih kasih karena memperlakukan Inggris (mantan anggota Uni Eropa) secara lebih istimewa. Namun perusahaan vaksin yang berbasis di Cambridge tersebut membantahnya.

Seorang juru bicara Komisi Eropa memberitahu bahwa tindakan hukum yang di ambil Uni Eropa dilakukan pada hari Jumat (23/04/2021) dengan dukungan dari semua 27 negara anggota.

Semua bermula dari kesepakatan yang ditandatangani oleh Komisi Eropa pada Agustus 2020 lalu. Kesepakatan tersebut menetapkan bahwa akan ada 300 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca yang akan dibeli oleh Uni Eropa.

Menurut pengakuan Komisi Eropa, AstraZeneca hanya menyediakan 70 juta dosis pada kuartal kedua tahun 2021, bukan 180 juta dosis sesuai dengan perjanjian awal yang telah disepakati.

“Persyaratan kontrak, atau beberapa persyaratan kontrak, belum dihormati, kami ingin memastikan bahwa ada pengiriman cepat dengan jumlah dosis yang cukup … yang telah dijanjikan berdasarkan kontrak.” Ujar juru bicara Komisi Eropa.

Stella Kyriakides, Komisaris Kesehatan Uni Eropa, menuliskan dalam cuitan Twitternya bahwa prioritas Komisi Eropa adalah untuk “memastikan pengiriman vaksin Covid-19 dilakukan untuk melindungi kesehatan Uni Eropa”.

Stella menulis lebih lanjut, “Setiap dosis vaksin dihitung. Setiap dosis vaksin menyelamatkan nyawa”.

Salah seorang petinggi Uni Eropa mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa penempuhan jalur hukum tersebut dilakukan guna “mengirim pesan” kepada direktur eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot.

Berdasarkan kontrak, tindakan hukum apa pun harus diselesaikan oleh pengadilan Belgia.

Dalam sebuah pernyataan merespons pengumuman tersebut, AstraZeneca menyebutkan telah sepenuhnya patuh pada perjanjiannya dengan Uni Eropa. AstraZeneca berharap untuk bisa menyelesaikan perselisihan tersebut sesegera mungkin.

Perusahaan vaksin tersebut menjelaskan lebih lanjut, “Menyusul tahun penemuan ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya, negosiasi yang sangat kompleks, dan tantangan produksi yang ada, perusahaan kami akan mengirimkan hampir 50 juta dosis ke negara-negara Eropa pada akhir April, sejalan dengan perkiraan kami,”

Baca juga:

“Kami membuat kemajuan dalam mengatasi tantangan teknis, dan pencapaian kami meningkat, namun siklus produksi vaksin yang sangat panjang membuat peningkatan ini membutuhkan waktu untuk menghasilkan peningkatan dosis vaksin yang telah jadi,” tambahnya.

AstraZeneca mengungkapkan bahwa kontrak yang telah ditekennya Bersama Uni Eropa hanya mewajibkan perusahaan untuk memberikan “upaya terbaik” demi memenuhi permintaan Uni Eropa, tanpa ada unsur paksaan untuk mengikuti jadwal tertentu.

Awal tahun ini, AstraZeneca menyebutkan bahwa pasokan vaksin yang diproduksinya akan berkurang. Hal ini dikarenakan ada hambatan di sisi produksi. Oleh karena itu, dari 80 juta dosis vaksin yang direncanakan untuk dikirimkan pada kuartal pertama 2021, hanya sekitar 30 juta yang telah dikirim.

Berita Terkait