Facebook Bantah Laporan Setelah Instagram Dianggap ‘Toxic’ bagi Remaja

Amerika Serikat, Kampartrapost.com – Facebook dengan tegas membantah laporan dari Wall Street Journal yang menyebut Instagram ‘toxic’ bagi kehiduapan para remaja.

Penelitian yang mengangkat dampak negatif Instagram terhadap kehidupan para remaja ini diklaim dapat membuat mereka bersaing dalam membandingkan visual dan fisik mereka. Sehingga hal ini dianggap telah menganggu remaja secara mental. Hal ini membawa Instagram mendapat label sebagai platform toxic alias beracun.

Namun, melalui situs web resmi Facebook mereka secara terang-terangan membantah tuduhan tersebut dan membela Instagram. Mereka memposting postingan yang bertajuk ‘What Our Research Really Says About Teen Well-Being and Instagram’ di web resmi mereka.

Baca juga: Heboh! Posting Dukungan Pada Taliban, Facebook Mantan Presiden Afghanistan Di retas

Facebook menyebut, dalam penelitian yang berhasil WSJ ungkap tersebut menunjukkan bahwa kaum remaja yang paling mendapatkan dampak besar dari penggunaan Instagram.

“Tidak akurat bahwa penelitian ini Instagram ‘toxic’ bagi remaja terutama perempuan,” kata Vice President and Head of Research Facebook, Pratiti Raychoudhury.

person holding Android smartphone
Facebook Toxic bagi orang-orang. Unsplash/Erik Lucatero

“Penelitian tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa banyak remaja pengguna instagram merasa jika platform ini membantu mereka melewati masalah-masalah keremajaan,” lanjut Raychoudhury.

Menariknya, informasi ini justru di peroleh dari penelitian internal yang telah Facebook lakukan.

Baca juga: Keren! University of Arizona Kembangkan Robot Pertambangan Bulan Pertama

Pihak Facebook juga tidak membenarkan jika menyembunyikan hasil penelitian tersebut. Facebook mengklaim jika mereka sering terbuka terhadap dampak negatif yang telah platform mereka timbulkan bersamaan dengan manfaatnya selama satu dekade ini.

“Tim riset internal kami sedang berupaya untuk meminimalisir dampak buruk dari platform ini dan berupaya meningkatkan pengaruh positifnya,” lanjut Pratiti.

Pratiti mengatakan bahwa Facebook telah memiiki rekam jejak yang panjang dalam menggunakan riset. Begitu pun juga yang berlaku pada riset eksternal dan kolaborasi erat dengan Safety Advisory Board, Youth Advisor, dan organisasi serta pakar lainnya.

Sementara itu Senator Marsha Blackburn dan anggota Partai Demokrat dari Connecticut, Amerika Serikat, Richard Blumenthal, berencana akan melakukan investigasi pada Facebook terkait dampak negatif ini.

“Facebook jelas tidak dapat mempertahankan pertanggungjawabannya sendiri. Saat kami beri kesempatan menjelaskan terkait dampak negatf Instagram. Mereka malah mengelak dan menutupi bukti nyata dari bahaya Instagram,” tukas  tutur Senator Blackburn.

 

Baca juga: Taliban larang pemangkas mencukur janggut karena dianggap melanggar hukum Islam

Berita Terkait