Facebook Mengucurkan Dana Investasi Sebesar Rp 71 Milyar Untuk Bangun Metaverse

Amerika Serikat, Kampartrapost.com – Senin (27/9/2021) Facebook mengatakan akan menginvestasikan dana sebesar Rp 71 miliar untuk membangun Metaverse.

Metaverse merupakan sebuah dunia digital tempat dimana orang-orang dapat menggunakan perangkat yang berbeda dalam berkomunikasi di dunia virtual.

Facebook tercatat telah banyak melakukan investasi dalam pengembangan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Mereka melakukan pengembangan perangkat keras seperti headset Oculus VR, Kacamata VR dan Wristband teknologi (gelang teknologi).

Facebook Mengucurkan Dana Investasi Sebesar Rp 71 Milyar Untuk Bangun Metaverse
Teknologi kacamata VR dalam video game. Unsplash/Minh Pham

 

Baca juga: Facebook Bantah Laporan Setelah Instagram Dianggap ‘Toxic’ bagi Remaja

Dari berbagai pengembangan yang Google lakukan, mereka mendapat banyak kritikan karena dampak pengembangan teknologi mereka di anggap telah mengancam keamanan onnline.

“Program dan dana penelitian XR akan menginvestasikan sejumlah uang untuk membangun Metaverse secara inklusif,” kata Facebook.

Google berencana akan bekerjasama dengan para peneliti di empat bidang yang memungkinkan dapat memberikan bantuan jika terjadi sesuatu pada pengguna ketika menjalankan Metaverse.

Baca juga: Heboh! Posting Dukungan Pada Taliban, Facebook Mantan Presiden Afghanistan di Hack

Penelitian yang mereka rancang dengan teknologi inklusif ini, dapat di akses oleh semua pengguna dan dapat mendorong persaingan yang cukup ketat dalam industri teknologi, kata Facebook dalam sebuah postingan blog.

Dalam penelitian pengembangan teknologi Metaverse, Facebook menggeret Howard University yang berbasis di Washington DC. Mereka rencananya akan meneliti sejarah keragaman dalam industri teknologi informasi. Hal tersebut nantinya dapat membentuk peluang dalam pembuatan Metaverse.

Selain Howard University, Facebook juga mengajak Universitas Nasional Seoul dan Universitas Hongkong yang nantinya akan meneliti keamanan, etika dan desain.

Baca juga: G30S: Cerita penyintas 1965 yang ‘di asingkan’ di kamp khusus tapol perempuan Plantungan, ironi ‘hidup di alam bebas tapi terkungkung kawat berduri’

Berita Terkait