Akhirnya Presiden Haiti Dimakamkan dengan Keamanan yang Ketat

Haiti, Kampartrapost.com – Presiden Haiti, Jovenel Moise, ditembak mati di rumahnya pada dini hari tanggal 7 Juli pekan lalu. Ia kemudian di kebumikan pada hari Jumat (23/7) di Cap-Haitien, kota utama di wiliyah utara asalnya.

Menurut program resmi, mulainya pemakaman yaitu pada pagi hari dan berlangsung selama beberapa jam dengan beberapa layar besar agar para pelayat dapat mengikuti jalannya acara pemakaman tersebut dengan khidmat.

Istri Moise mengharapkan kerabat mendiang presiden, anggota kabinet dan para pejabat senior serta seluruh masyarakat dapat hadir dalam acara penghormatan terakhir presiden Haiti tersebut.

Baca juga: Tajikistan Gelar Latihan Militer Terbesar di Tengah Kemajuan Taliban

Dalam upacara itu jenazah Moise terbaring di dalam peti mati yang sudah di hias dengan bunga di atas podium.

Sejumlah pejabat asing juga turut hadir dalam upacara penghormatan terakhir presiden Haiti di Cap-Haitien, Haiti.

Pembunuhan Moise ini memicu krisis politik di tengah negara yang tengah berjuang dalam kemiskinan tersebut.

Penduduk setempat menyalahkan kepala polisi karena tidak becus dalam melindungi Moise. Istrinya, Martine, terluka parah atas serangan senjata yang diduga dilakukan oleh sekelompok pensiunan tentara Kolombia.

Sejauh ini, lebih dari 20 orang telah tertangkap, kebanyakan dari mereka adalah warga Kolombia. Polisi mengatakan jika insiden ini adalah pembunuhan yang sudah terencana dengan ambisi politik dan hubungan luar negeri.

Baca juga: 1.214 Warga Jakarta Meninggal Saat Isoman, Wagub: Nanti Kami Cek Kebenaran Datanya

Tetapi kasusnya masih belum jelas, dan masih banyak pertanyaan public yang belum terjawab.

Kematian Presiden Haiti ini telah membangkitkan kembali ketegangan lama antara Haiti Utara dan Barat, yang sebagian besar terdiri dari perpecahan rasial bersejarah sejak kolonialisme Prancis antara orang kulit hitam Utara yang merupakan keturunan budak dan orang Haiti berkulit putih dari ras campuran yang tinggal di Selatan dan Utara Haiti.

Beberapa penduduk bahkan memblokade jalanan menuju Cap-Haitien untuk mencegah orang-orang dari ibu kota Port-au-Prince menghadiri pemakaman. Hal ini memicu terjadinya bentrokan antar rakyat Haiti.

“kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menghormatinya dengan cara yang layak, mengingat pentingnya beliau bagi kota kami.” Kata walikota Cap-Haitien, Yvrose Pierre.

Baca juga: Berita Terpopuler: Delpredo dan Demonstrasi Jokowi End Game

Berita Terkait