Asal Mula Berdirinya Tepak Squad, Wadah Tempat Berkarya Muda-Mudi Kampar

Bangkinang Kota, Kampartrapost.com – Asal mula nama Tepak Squad, wadah tempat berkarya bagi muda-mudi Kampar untuk memajukan sumber daya daerahnya.

Tepak Squad adalah salah satu komunitas yang ada di Kabupaten Kampar.

Komunitas ini didirikan sejak Oktober 2020 yang bergerak di bidang seni, khususnya seni musik.

Komunitas Tepak Squad berisikan muda-mudi Kampar yang sadar akan pentingnya melestarikan budaya maupun tradisi daerahnya melalui seni musik.

“Latar belakang Tepak Squad ini adalah keinginan muda-mudi Kampar yang ingin berkarya, yang mana dengan karyanya tersebut dapat memajukan daerahnya ke Nasional,” kata Alif, Leader Tepak Squad pada Minggu (6/4/2022).

Menurut Alif, Kabupaten Kampar sangat kaya akan sumber dayanya, baik dari segi alam, adat, maupun tradisi, sehingga sangat berpotensi untuk dikelola menjadi sebuah karya.

“Terinspirasi dari teman-teman yang ada di wilayah lain, dengan karya mereka mengangkat tradisi yang ada di daerahnya masing-masing.”

“Maka dari itu, kenapa pemuda Kampar tidak buat pula seperti itu. Dengan modal alam yang sangat bagus, adat dan tradisi yang sangat banyak, kenapa tidak kita angkat?.”

Alif mengatakan, melalui Tepak Squad ia ingin lagu-lagu ocu yang sudah ada, memiliki variasi, sehingga tak tertinggal dengan lagu-lagu daerah lainnya yang sudah lebih dahulu populer.

“Dibalik itu, keresahan kami dengan lagu-lagu ocu yang begitu-begitu saja, dari dulu sampai sekarang tanpa ada variasi.”

“Sementara dunia musik selalu berubah dengan kemajuan-kemajuan yang pesat. Jangan sampai daerah lain musiknya sudah modern, tapi daerah kita masih tertinggal.”

Lebih lanjut Alif menjabarkan jumlah tim inti Tepak Squad ada 17 orang.

Ia mengatakan Tepak Squad memiliki pemain berjumlah 12 orang dan crew 5 orang.

Komunitas ini juga bersifat terbuka untuk muda-mudi Kampar berbakat yang ingin berkarya bersama menaikkan nama Kabupaten Kampar.

“Untuk saat ini player Tepak Squad ada 12 orang, kemudian ada juga crew lainnya 5 orang.”

“Tepak sifatnya terbuka, jadi tidak menutup kemungkinan grup Tepak mengajak muda-mudi Kampar yang berbakat untuk berkarya bersama-sama.”

Karya-karya Tepak Squad

Hingga saat ini Tepak Squad telah menghasilkan tiga karya yang berjudul Titisan Bumi (Kuaghan), Marhaban Yaa Ramadhan, dan Lawik Ombun Tanah Batuah.

1. Titisan Bumi (Kuaghan) tepak squad

Titisan Bumi (Kuaghan) merupakan salah satu lagu yang menyampaikan pesan tentang Burung Kuaran, burung yang keramat di Kampar.

Uniknya burung Kuaran hanya hidup di daerah Kampar, tak memiliki jenis kelamin dan tidak bau ketika menjadi bangkai.

Baca juga: Mantan Jubir Presiden Indonesia Akan Hadiri Wisuda Mahasiswa Kazakhstan Asal Kampar

Burung Kuaran berimigrasi ketika angin berhembus ke kutub utara saat musim hujan atau biasanya pasca musim banjir dan anak ikan mudik. Binatang ini memakan makanan bersih sesudah hujan turun.

Burung ini menjadi saksi keindahan Kampar dari atas langit. Rute terbangnya dari Selat Bono berkeliling sampai ke Rokan dan kembali ke pulau burung.

 

2. Marhaban Yaa Ramadhan

Kemudian Tepak Squad juga menciptakan lagu berjudul Marhaban Yaa Ramadhan.

Lagu ini menyampaikan pesan tentang bagaimana cara masyarakat Kampar dalam menyambut bulan Ramadhan.

Sebelum masuknya bulan Ramadhan, masyarakat Kampar mengawalinya dengan bulan Sa’ban atau Pulotan.

Bulan ini biasanya disebut dengan musim nikah, karena dahulu pada bulan Pulotan ini masyarakat Kampar menuai padi dan mengadakan pesta sambil mencicipi padi baru yang sudah menjadi tradisi.

Seminggu setelah memasuki bulan Ramadhan biasanya masyarakat Kampar giat melakukan berbagai kegiatan di daerahnya.

Mulai dari gotong royong membersihkan tempat-tempat pemakaman umum, hingga mengadakan kegiatan lomba seperti rebana, adzan, pidato dan olahraga.

Sehari sebelum puasa pertama (puaso tuo), biasanya masyarakat Kampar mengadakan tradisi Balimau Kasai.

Kegiatan ini juga sudah menjadi adat istiadat di Kampar.

Balimau Kasai berlangsung di sepanjang Sungai Kampar.

Balimau Kasai yakni mandi menggunakan limau dan kasai (semacam rempah-rempah yang ditumbuk) yang bertujuan untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Kegiatan lainnya yang biasa dilakukan anak-anak di daerah Kampar ialah menghabiskan waktu sore nya dengan bermain lelo (permainan meriam bambu), diobodio (bedil terbuat dari bambu) dan sidongkak.

Setelah bulan Ramadhan usai, tradisi lainnya yang ada di Kampar adalah Ayi Ayo Onam atau hari raya setelah melakukan puasa sunnah setelah Idul Fitri. Biasanya kegiatan ini diisi dengan ziarah kubur.

Baca juga: Mengetahui apa itu ‘Ayi Ayo Onam’

3. Lawik Ombun Tanah Batuah

Lawik Ombun adalah rilis terbaru dari Tepak Squad. Lagu ini bermakna laut embun atau laut diselimuti embun.

Lawik Ombun menyampaikan pesan tentang kawasan Kampar Andiko 44 yang berada di bawah kawasan kaki bukit yang membuat embun akan lambat menghilang dari kawasan lainnya.

Fenomena ini juga bisa kita saksikan dari bukit Suligi, Kabupaten Rokan Hulu.(fw)

Berita Terkait