Swiss, Kampartrapost.com – Para peneliti di Universitas Zurich telah menyelidiki baju kulit Armor yang di temukan di China Barat Laut.
Menurut para peneliti, detail konstruksi baju Armor ini menunjukkan bahwa itu berasal dari kekaisaran Neo-Asyur antara abad ke-6 dan ke-8.
Para Arkeolog memperkirakan jika usia dari baju armor ini mencapai 2.700 tahun. Saat di temukan, baju Armor ini di gunakan oleh ksatria di dalam sebuah makam kuno di Yanghai dekat kota modern Turfan.
Baca juga:Â Pencipta Pod Bunuh Diri Ini Berencana Luncurkan ke Swiss
Baju Armor tersebut terbuat dari potongan kilit berbentuk sisik yang di susun sedemikian rupa. Setidaknya terdapat sekitar 5.444 sisik kecil dan 140 sisik bersama dengan tali dan lapisan kulit. Berat dari baju Armor ini di perkirakan mencapai lima kilogram.
“Armor Yanghai ini ialah pakaian berbentuk rompi yang menutupi bagian depan, samping dan punggung bawah,” kata Dr. Patrick Wertmann dari Universitas Zurich.
Wertman mengatakan jika baju Armor ini merupakan pakaian perang yang paling profesional karena ringan dan ekonomis.
Armor kulit kuno di perkirakan berasal dari tahun 786-543 SM, di mana armor Yanghai masih di produksi secara profesional dan dalam jumlah besar.
Baca juga:Â Teknologi Perburuan Ranjau Kelas Dunia Perdana Dikirim ke Royal Navy
Meskipun tidak ada paralel langsung dengan baju Armor Yanghai ini, akan tetapi baju ini memiliki kemiripan dengan baju besi kontemporer yang ada di Musum Metropolitan di New York.
Masih belum jelas apakah baju besi Yanghai ini milik tentara asing atau di ambil dari pasukan asing yang singgah di wilayah tersebut.
“Meskipun kami tidak bisa melacak jalur dari mana armor ini masuk ke China Barat Laut. Namun, penemuan tersebut merupaka bukti nyata adanya transfer teknologi Barat-Timur,” kata Wertmann.
Ia yakin jika baju Armor ini merupakan transfer teknologi Barat-Timur yang melintasi benua Eurasia selama milenium pertama sebelum masehi.