Berlin, Kampartrapost.com – Kepolisian Jerman tangkap seorang pria Inggris atas tuduhan menjadi mata-mata Rusia pada hari Selasa. Ia seorang pekerja yang bekerja di kedutaan Inggris di Berlin.
Polisi mencurigai pria Inggris itu karena curiga jika ia memberikan dokumen negara kepada dinas intelejen Rusia. Jaksa mengatakan pada hari Rabu jika ia mendapat imbalan uang yang cukup besar atas tindakannya.
Jaksa Jerman juga melaporkan dimana tempat kerja dan apartemen pria itu. Polisi mengidentifikasi pria itu bernama David S. Mereka telah menggeldah apartemen tersangka dan segera membawanya ke hadapan hakim guna untuk investigasi lebih dalam pada Rabu malam.
Polisi Inggris mengungkap jika umur pria itu sekitar 57 tahun. Mereka menduga ia sudah menjadi agen mata-mata Rusia sejak November tahun lalu.
Baca juga:Â Lakukan Suap, Direktur Weibo Media Sosial Raksasa China Ditangkap
“Ia akan memberikan dokumen yang ia dapatkan dalam kegiatan mata-matanya kepada dinas intelejen Rusia, pada suatu kesempatan,” kata kepala kantor kejaksaan federal Jerman.
“Terdakwa telah menerima sejumlah uang tunai, namun belum diketahui seberapa banyak sebagai imbalannya atas transmisi informasinya,” tambahnya.
Sebuah sumber keamanan Inggris mengatakan jika motivasi pria itu melakukan tindakan ini hanya karena uang.
Sebagai staf lokal, ia tidak memiliki akses ke dokumen yang bersifat rahasia. Sebuah layanan kontra-intelejen MI5 Inggris terlibat dalam penangkapan pria Inggris ini, kata sumber tersebut.
Majalah Online Jerman, Focus Online, melaporkan jika terpidana memberikan Rusia dokumen yang berisi informasi tentang kontraterorisme.
Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) dan Layanan Intelejen Asing (SVR) tidak segera menjawab wawancara beberapa wartawan. Kedutaan Besar Rusia di Jerman juga menolak mengomentari laporan kasus tersebut kepada kantor berita Interfax.
Baca juga:Â Duta Besar Kanada Kecewa, China Ngotot Vonis 11 Tahun Penjara Warga Kanada atas Spionase
Pria Inggris itu ditangkap pada hari Selasa di Postdam, tepat di luar Berlin. Dia bekerja sebagai anggota staf lokal di kedutaan sampai penangkapannya. Ini berdasarkan hasil penyelidikan oleh Otoritas Jerman dan Inggris, kata Jaksa.
Kepala mata-mata Inggris mengatakan baik China maupun Rusia berusaha untuk mencuri data sensitif komersial dan kekayaan intelektual serta ikut campur dengan politik.
Beijing dan Moskow kemudian mengecam tuduhan tak berdasar tersebut. Baik Rusia maupun China menyangkal bahwa mereka terlibat dalam hal ini, mencuri teknologi, melakukan serangan siber maupun menabur perselisihan.
Kasus Berlin ini menggemparkan dunia gelap mata-mata yang selama ini selalu terjadi perang dingin.