Bentuk Pemerintahan Baru, Eropa Kecam Taliban Tidak Inklusif

Internasional, Kampartrapost.com – Eropa mengecam pemerintahan baru yang dibentuk Taliban di Afghanistan pada hari Rabu (8/9/2021) karena tidak inklusif terhadap keragaman etnis dan agama di negara tersebut.

“Ini tidak terlihat seperti formasi inklusif dan representatif dari keragaman etnis dan agama Afghanistan yang kaya. Seperti yang kami harapkan dan yang dijanjikan Taliban dalam beberapa pekan terakhir,” kata seorang juru bicara Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.

Melansir Euro News, formasi kabinet pemerintahan baru yang  Taliban bentuk di Afghanistan telah mereka umumkan pada Selasa malam. Kabinet seluruhnya laki-laki dan banyak pejuang Taliban terkemuka yang memimpin pos-pos kunci selama rezim garis keras kelompok militan tersebut berlangsung.

Baca juga: Meskipun Ada Kasus Sapi Gila, China Bersikeras Lanjutkan Impor Daging Sapi Brazil

Mohammad Hasan Akhund, sekarang kepala pemerintahan sementara Afghanistan, sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri dan wakil perdana menteri.

Eksekutif baru nomor dua, Abdul Ghani Baradar, adalah salah satu pendiri kelompok itu dan mengambil bagian dalam negosiasi penarikan AS. Sementara menteri dalam negeri yang baru, Sirajuddin Haqqani, ada dalam daftar orang yang paling dalam pencarian FBI.

Menteri luar negeri Uni Eropa pekan lalu bersikeras bahwa kabinet sementara harus inklusif dan representatif.  Ini termasuk dalam salah satu dari lima syarat yang telah mereka untuk pembentukan hubungan antara blok 27 negara dan pemerintah Afghanistan yang baru.

Blok tersebut untuk saat ini telah membekukan lebih dari 1 miliar euro yang telah dialokasikan untuk dana pembangunan ke Afghanistan selama tujuh tahun mendatang.

Baca juga: Jerman Protes Rusia Untuk Mengakhiri Serangan Siber Pra-Pemilu

Jerman juga telah mengeluarkan keberatan atas pemerintahan baru dengan Menteri Luar Negeri Heiko Mass dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

“pengumuman pemerintah sementara tanpa partisipasi kelompok lain dan kekerasan kemarin terhadap demonstran perempuan dan wartawan di Kabul bukanlah sinyal yang membuat kita optimis tentang itu,” kata Heiko Mass.

Sementara itu, Chinamenyambut baik pembentukan pemerintahan baru oleh Taliban. Seorang juru bicara kementerian luar negeri mengatakan bahwa itu mengakhiri tiga minggu anarki di negara itu.

“Ini adalah langkah penting untuk memulihkan ketertiban di negara itu dan membangunnya kembali,” kata juru bicara itu.

“Afghanistan sekarang membuka lembaran baru dalam sejarah. Sangat penting bagi masyarakat internasional untuk merenungkan bagaimana menghindari terulangnya tragedi di Afghanistan,” tambahnya.

Baca juga: Kelompok perlawanan minta dunia tidak akui pemerintahan baru bentukan Taliban

Berita Terkait