Kampartrapost.com – Anggaran Pemilu 2024 yang tembus angka Rp.86 triliun pancing beragam respon, baik dari kalangan masyarakat hingga pemerintah.
Jumlah tersebut tampak terlalu besar untuk sebuah dana Pemilu.
Pemilu yang masih akan jalan 4 tahun itu lagi harus jelas dari segi dana.
Situasi pandemi yang perlahan namun pasti tunjukkan tanda-tanda yang baik juga tak bisa jadi alasan untuk gunakan banyak anggaran negara.
Baca juga: Patuh Prokes, Bioskop di Jakarta Tak Jual Makanan dan Minuman untuk Pengunjung
Pasalnya, meski demikian masih banyak masyarakat yang alami kesusahan finansial juga pemulihan ekonomi yang masih jalan.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian buka suara terkait dana yang akan digelontorkan untuk Pemilu akan datang itu.
“Ini yang mungkin berbeda dengan Pemilu di tahun-tahun sebelumnya. Sehingga pertimbangan efisiensi dalam penganggaran Pemilu perlu betul-betul kita pertimbangkan,” tutur Tito.
Saat itu ia sedang berada di rapat dengar pendapat bersama Komisi lll DPR pada Kamis (16/9/2021).
Baca juga: Dua Tewas, Puluhan Terluka Setelah Gempa Landa Provinsi Sichuan China
Ada juga data, jika dana untuk Pemilu 2014 adalah Rp. 16 Triliun dan 2019 dengan total Rp. 27 Triliun.
Untuk tiga tahun mendatang yaitu 2024, KPU ajukan anggaran dengan total Rp. 86 Triliun.
Pihak Tito akan lihat lebih dulu rencana anggaran Pemilu saat ini.
Ia sebut jarak dana Pemilu dari 2014 ke 2024 terlalu tinggi, untuk itu perlu adanya pemeriksaan secara teliti dari anggaran itu satu per satu.
Baca juga: Keren! Katapel Buatan Warga Depok Ini Mendunia
Keadaan negara yang masih kena efek pandemi juga jadi hal penting, karena ekonomi yang masih harus pelan-pelan bangkit kembali.
Terlebih jika tahap Pemilu sudah mulai pada tahun depan yaitu 2022, maka harus ada pertimbangan dengan betul.
Dengan adanya pemeriksaan lebih lanjut, diharap penekanan dana bisa dilakukan agar tak terjadi pemborosan.
Hal itu tentu jadi dampak baik bagi ekonomi Indonesia yang bisa pulih jika ada sikap bijak dari aparat.