Diduga Curi Rahasia Negara, Rusia Tangkap Warga Ukraina

Rusia, Kampartrapost.comLayanan keamanan Rusia mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang warga Ukraina yang diduga akan mencuri rahasia negara.

Tersangka berhasil tertangkap basah di kota barat Tula, kata Dinas keamanan Federal Rusia (FSB) dalam sebuah pernyataan yang terdapat pada unggah di laman website resminya.

Dalam pernyataan tersebut, FSB mengatakan jika warga Ukraina berusaha untuk mengumpulkan informasi berupa rahasia negara mengenai senjata terbaru dan dokumentasi teknis rahasia Rusia.

FSB menambahkan jika tersangka telah berusaha untuk mencari karyawan yang bekerja di perusahaan pertahanan Rusia. Ia kemudian akan merekrut mereka dan menjadikan mereka sebagai informan dan mata-mata di sana.

Baca juga: Baku Tembak Melibatkan Pasukan Barat Meletus di Bandara Kabul

“Tujuan awal mereka ialah merekrut orang dalam dan berusaha memperoleh informasi yang dilindungi secara hukum tentang perkembangan yang menjanjikan di bidang senjata ringan,” kata pernyataan itu.

Diduga Curi Rahasia Negara, Rusia Tangkap Warga Ukraina
Screenshoot pernyataan FSB di website resminya

Melansir Euro News, meurut situs web resminya Tula adalah rumah bagi pabrik senjata militer Rusia. Mereka memproduksi peluru kendali serta senapan otomatis dan penembak jitu canggih.

Baca juga: Perdana! Wakil Presiden AS kunjungi Singapura Tangkal Pengaruh China

Rusia juga mengatakan jika tersangka telah bekerja untuk dinas intelejen Ukraina. Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang hal ini.

Investigasi kriminal telah dibuka ata insiden tersebut. Namun, kementrian luar negeri Ukraina masih belum mengomentari terkait penangkapan salah satu warganya tersebut.

FSB Rusia kemudian menjatuhkan pidana kepada tersangka berdasarkan pasal 276 KUHP Federasi Rusia yang mengatur tentang pidana Spionase.

Tersangka terancam hukuman 10 hingga 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Sementara itu, memang hubungan antara Kyiv dan Moskow memburuk pada tahun 2014 setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina dan mendukung pejuang separatis pro-Rusia. Perkiraan 14.000 orang telah tewas dalam konflik di wilayah Donbas di Ukraina timur.

Baca juga: Lembah Panjshir, kawasan mujahidin yang tak pernah jatuh ke tangan Taliban, ‘Kami tahu hari ini akan datang’

Berita Terkait