Rusia, Kampartrapost.com – Badan Intelejen Rusia (FSB) pada Kamis (12/8/2021) menangkap seorang spesialis dalam teknologi hipersonik terkemuka Rusia, Alexander Kuranov. Penangkapan Kuranov ini karena Badan Intelejen Rusia menduga ia telah menghianati negaranya.
Mengutip dari Reuters, FSB menangkap Kuranov, direktur umum Fasilitas Penelitian Sistem Hipersonik yang berbasis di St Petersburg, di Moskow.
Rusia saat ini tengah mengembangkan teknologi rudal hipersonik super cepat, yang dapat meluncur lima kali lebih cepat dari suara.
Pada saat itu, Kuranov sedang bertugas untuk mengawasi pengerjaan konsep pesawat rudal hipersonik terbaru. Rudal hipersonik ini mendapat julukan Ajax yang berasal dari era Soviet.
Baca juga:Â Afghanistan Memanas, AS Kirim Tiga Ribu Pasukan Untuk Evakuasi Staff Kedutaan
Kuranov merancang program tersebut dengan melibatkan penggunaan energi daur ulang yang berasal dari roket maupun pesawat luar angkasa guna meningkatkan kinerjanya. Beberapa tahun ini Kuranov juga aktif mengadakan simposium Rusia-AS guna melakukan pertukaran ilmiah aerodinamika dan teknologi plasma.
Mengutip dari Reuters, Ilmuan hipersonik tersebut diduga telah melakukan penghianatan dengan membeberkan rahasia kepada warga asing tentang penelitian hipersonik yang tengah ia kerjakan.
Kasus penghianatan dan mata-mata biasanya FSB menyelesaikan masalah ini melalui pengadilan tertutup. Kronologi kasusnya pun jarang terungkap ke media karena sifatnya yang sangat rahasia.
Pengadilan kemudian merilis rekaman Kuranov yang tengah petugas kepolisian giring ke tempat sidang. Ia terlihat menggunakan pakaian santai dan sedang menutup wajahnya. Ia juga memakai masker hingga membuat wajahnya hampir tak terlihat.
Baca juga: Mengejutkan! Exxon dan Chevron Sepakat Ganti Minyak Bumi dengan Energi Bio
Reuters mengatakan jika pengacara Kuranov sampai saat ini belum bisa dihubungi dan dimintai keterangan terkait insiden ini.
Meskipun sampai saat ini hubungan Rusia-AS masih memburuk pasca-perang dingin sejak 2014, Rusia telah berhasil mengembangkan teknologi hipersoniknya secara mandiri. Di bawah pimpinan Presiden Vladimir Putin.
Penghianatan terhadap negara biasanya akan mendapat hukuman hingga 20 tahun penjara. Hukuman tersebut pernah terjadi kepada seorang dosen penerbangan dari Moskow pada April setelah ia menjadi terdakwa mengekspor informasi secara ilegal.
Sejumlah ilmuan, pejabat dan tentara Rusia beberapa tahun terakhir telah melakukan penghianatan terhadap rusia dengan menyebarkan informasi rahasia ke negara asing.