Diklaim Hina Islam, Call of Duty Cabut Lafadz Al-Quran di Vanguard

Kampartrapost.com – Game Call of Duty Vanguard menuai banyak kritik dari sejumlah pemain Muslim setelah lembar yang berisikan lafadz Al-Quran berserakan di lantai game.

Banyaknya lembar potongan dari lafadz Al-Quran tersebut dinilai sebagain tindakan yang tidak terhormat. Bahkan beberapa orang menyebut hal ini sebagai penghinaan terhadap agama Islam.

Kritik ini muncul setelah seorang pengguna Twitter @BKTOOR mengunggah sejumlah screenshoot yang memperlihatkan beberapa lembar lafadz Al-Quran.

Baca juga: Neas Wanimbo Ajak Pemuda Jadi Pahlawan di Masa Depan dalam Peringatan Hari Pahlawan 10 November

“Saudara-saudara, saya melihat halaman-halaman Al-Qur’an di tanah di peta zombie. Saya melihat bahwa itu harus dihapus sesegera mungkin jika itu benar,” tulis @BKTOOR dalam bahasa Arab.

Menanggapi cuitan tersebut, warganet pun segera mengkritik Activision, perusahaan video game  Amerika yang berbasis di Santa Monica, California.

Call of Duty kemudian merilis sebuah pernyataan oleh Dexerto, Activision kemudian meminta maaf atas kesalahannya. Mereka juga akan mencatat konten yang lebih menyinggug telah mereka hapus dengan permanen.

Activision mengatakan telah menyesal membiarkan hal tersebut terjadi. Mereka juga mengatakan jika ke depannya mereka akan lebih berhati-hati dalam memasukkan properti ke dalam sebuah game.

Baca juga: Suka Duka Neas Wanimbo dalam Membangun Komunitas Hanowene di Papua

“Call of Duty minggu lalu telah memasukkan konten sensitif terhadap komunitas Muslim. Dan sejak itu, kami telah menghapus konten tersebut dari permainan,” tulis Activision dalam pernyataan.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami akan segera mengambil langkah internal untuk mangatasi maslah untuk mencegah kejadian seperti itu terulang kembali,” lanjutnya.

Mengutip CNN, terkait penghapusan halaman Al-Quran pada game, banyak pihak yang merasa lega akan kecepatan pihak Activision dalam menanggapi kontroversi tersebut.

Baca juga: Xi Jinping rilis ‘resolusi bersejarah’, sejajar dengan Mao Zedong, dan Deng Xiaoping

Berita Terkait