Empat Orang Ditikam Dalam Serangan Membabi Buta di Selandia Baru

SELANDIA BARU, KAMPARTRAPOST.COM – Pada hari Senin (10/05/2021), seorang penyerang menikam empat orang menggunakan pisau di salah satu supermarket di Selandia Baru. Dalam serangan ‘acak’ dan membabi buta ini, tiga orang terluka parah.

Polisi mengatakan serangan terjadi di supermarket Countdown di pusat Dunedin pada pukul 2:30 siang. (2:30 pagi GMT). Saat ini polisi sudah menahan seorang pria yang menjadi pelaku penusukan.

Berdasarkan kesaksian saksi di tempat kejadian, pada saat itu ada seorang pria yang membawa dua pisau menikam para pegawai supermarket. Orang-orang yang melihat kejadian tersebut kemudian mencoba menghentikannya. Namun naas mereka juga menjadi korban yang terluka.

Baca juga: Iran Konfirmasi Dialog dengan Saudi, Ada Harapan Berdamai?

Kejadian ini dikategorikan oleh polisi sebagai serangan yang bersifat ‘acak’ dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan tindak teror. Polisi juga mengakui bahwa aksi kekerasan seperti ini sangat jarang terjadi di negara Pasifik Selatan yang biasanya selalu damai.

Pada saat meminta penjelasan dari pihak kepolisian, pertanyaan pertama yang diajukan Perdana Menteri Jacinda Ardern adalah apakah serangan Dunedin ini memiliki efek yang dapat mengganggu keamanan nasional. Polisi kemudian menekankan bahwa peristiwa ini tidak akan berimplikasi kepada hal-hal yang tak terkendalikan.

Dikutip dari Dailysabah.com, Perdana Menteri Selandia Baru menjelaskan kepada wartawan bahwa peristiwa ini bukanlah aksi teror.

“Pada tahap ini, tidak ada yang indikasi-indikasi, dari sudut pandang polisi, yang menunjukkan bahwa (kejadian) ini adalah apa yang didefinisikan sebagai peristiwa teror domestik,” kata Jacinda.

Baca juga: Warga Palestina Kembali Di Serang Israel Di Malam Laitul Qadar

Paul Basham, komandan polisi di wilayah distrik selatan Selandia Baru, menyebut insiden tersebut sebagai “serangan acak” dan mengatakan pelaku akan menghadapi pengadilan pada Selasa (11/05/2021).

Pada awalnya, pihak berwenang melaporkan ada lima orang yang tertikam, tetapi kemudian merevisi laporannya dengan menyatakan korban adalah sebanyak empat orang. Basham juga menjelaskan bahwa penyerang mengalami luka ringan selama insiden tersebut.

Basham menggambarkan aksi mereka yang menghentikan penyerang itu sebagai ‘heroik’, berkontribusi dalam mencegah terjadinya lebih banyak korban.

Untuk tiga orang yang menjadi korban, Basham mengatakan mereka akan menjalani operasi.

Kejadian ini mengingatkan kita kepada salah satu kejadian brutal pada Maret 2019 lalu, ketika seorang teroris berideologi supremasi kulit putih membunuh 51 jemaah Muslim dan melukai 40 lainnya di masjid Christchurch

Baca juga: Roket Hingga Stasiun Luar Angkasa yang Pernah Jatuh ke Bumi dari Tahun ke Tahun

Setelah kejadian itu, pemerintah Selandia Baru menerapkan undang-undang (kontrol) senjata yang ketat guna membatasi akses warganya memiliki senjata api.

Berita Terkait