FIFA Arab Cup, Momentum Kebangkitan Arab?

Oleh : Ziyan Al Ghifari

Mahasiswa Magister Hukum Islam & Maqhosid Syariah

Universitas Hassan II, Maroko

Kampartrapost,com – Piala Arab FIFA 2021 diadakan di Qatar 30 November hingga 18 Desember mendatang. Tim nasional sepakbola dari semua negara Arab akan bertanding memperebutkan gelar raja sepakbola dari seantero tanah Arab. Diikuti oleh 16 negara dengan pembagian 4 grup, diisi 4 negara masing-masing grup.

Semua negara Arab bersatu untuk hadir dalam perhelatan akbar edisi pertama ini. Sebagai tuan rumah, Qatar dengan senang hati menyambut tim nasional Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, kendati 3 negara tersebut sedang bersitegang terkait masalah politik. Maroko bertemu Aljazair. Sudan bertemu Sudan selatan. Yaman bertemu Arab Saudi, dan beberapa contoh negara Arab berseteru lainnya.

Baca juga: Arab Saudi Bakal Bangun Wisata Pantai Terbesar di Dunia

Menarik melihat opening ceremony FIFA arab cup 2021 tadi malam. Kala 3 penyanyi internasional dari negara Arab yang berbeda, menyanyikan lagu nasional 16 negara tersebut dengan berbahasa Arab. Bayangkan, agenda apa yang bisa menyatukan semua lagu kebangsaan seperti ini dengan bahasa yang sama hingga terasa syahdu terdengar? Asian Cup, Euro, Copa America, AFF CUP, Africa CUP? Tentu tidak semuanya. Hanya FIFA Arab Cup yang bisa.

Mungkin terlalu dini menilai jika turnamen ini dijadikan sebagai momen kebangkitan negara-negara Arab, dan setelahnya kebangkitan islam di dunia. Tapi apa salahnya berandai. Tak sedikit misalnya momen-momen persahabatan negara terlambangkan dengan kegiatan-kegiatan olahraga.

Diplomasi pingpong antara RRC dan AS tahun 1971, diplomasi kriket antara India dan Pakistan. Persatuan korea pada World Table Tennis Championship tahun 1991, dan masih banyak contoh lain.

Baca juga: Takut Omicron, Arab Saudi Izinkan WNA Masuk Kecuali Afrika

Tidak perlu terlalu berharap, bahwa setelah gelaran FIFA Arab Cup 2021, Maroko dan Aljazair saling membuka perbatasan. 3 negara maha kaya Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat kembali akur dan membuat kebijakan besar membawa kemaslahatan bagi dunia arab.

Tidak terlalu berangan-angan jika usai ajang ini semua negara Arab punya satu suara berusaha keras untuk kemerdekaan Palestina, membuat trobosan elegan, dan akad normalisasi dibatalkan. Tak terlalu bermimpi kondisi politik internal negara Sudan, Libya, Irak, Suriah, Lebanon mereda selamanya. Negara teluk bersatu, Negara Syam akur, Negara Arab Islam Afrika juga bersyarikat. Perbedaan Arab Sunni dan Arab Syiah dikesampingkan, perbedaan mazhab fiqih juga dihilangkan. Demi kebangkitan Arab dan kebangkitan Islam.

Baca juga: Model Ini Disebut Selingkuhan Pangeran Arab, Hobi Nyetir Mobil Mewah

Tak terlalu berharap. Tapi jika itu yang terjadi pasca hajatan akbar ini, maka sebuah kesuksesan besar. Tinggal tunggu, what’s next?.

Berita Terkait