Kampartrapost.com – Pemerintah Iran secara tegas menolak tuduhan yang dilayangkan Israel atas tuduhan serangan terhadap sebuah kapal di pantai lepas Oman pekan ini dan telah menewaskan dua awak kapal.
Juru bicara kementrian luar negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, telah mengecam tuduhan tersebut selama konferensi pers virtual berlangsung pada hari Minggu. Ia juga mengatakan jika ini bukanlah menjadi pertama kali Israel membuat tuduhan seperti itu.
“Kemanapun rezim ini pergi, mereka telah membawa ketidakamanan, teror dan kekerasan yang ada pada diri mereka. Mereka bertanggung jawab atas insiden ini adalah orang-orang yang membiarkan rezim Israel menginjakkan kaki mereka disini,“ Tutur Khatibzadeh.
Baca juga: Perenang AS dan Australia Pecahkan Rekor Sabet Emas Terbanyak di Olimpiade Tokyo
“Siapa yang menabur angin akan menuai badai,“ Ucapnya, dan menambahkan bahwa Iran akan tetap mempertahankan keamanan nasionalisme dimanapun jika itu diperlukan.
Kapal tanker minyak berbendera Liberia yang diketahui milik perusahaan seorang miliarder Israel, Mercer Street, telah diserang pada Kamis malam di timur laut pulau Masirah, Oman. Dalam serangan pesawat yang tak berawak ini telah menewaskan warga Rumania dan Inggris.
Pejabat Israel, termasuk perdana menteri Naftali Bennet, mereka beramai-ramai menuduh jika dalang dalam serangan ini adalah Iran. Namun, mereka masih belum memberikan bukti apapun dari tuduhan ini.
Setelah serangan itu terjadi dan menewaskan dua orang, kapal Angkatan Laut Amerika Serikat mengawal Mercer Street saat menuju ke arah pelabuhan yang aman.
Iran dan Israel memang telah dikenal masih memiliki perselisihan panjang. Dimana mereka terus saling menuduh selama bertahun-tahun. Permusuhan keduanya terus meningkat seiring berjalannya waktu, dalam beberapa waktu terakhir ini dunia mencoba melakukan kesepatan nuklir 2015. Jika hal itu berhasil maka ankan mencabut sanksi Iran terhadap AS.
Baca juga: Kapolda Sumsel Minta Maaf ke Rakyat RI Soal Rp2 T Akidi Tio
Putaran pembicaraan yang mungkin akan dilakukan selanjutnya, diperkirakan akan segera dimulai setelah Raisi menjabat. Pembicaraan ini kemungkinan berpotensi akan dilakukan di ibu kota Austria, Wina.
Para pengamat memperkirakan jika Iran dan AS akan berselisih mengenai sanksi mana yang akan dicabut dan bagaimana caranya. Dan bertanya tentang pengurangan program nuklir yang telah berkembang signifikan.