Jepang, Kampartrapost.com – Pemerintah Jepang pada Senin (29/11/2021) mengumumkan melarang WNA masuk saat virus Covid-19 varian Omicron menyebar.
Menyusul beberapa negara yang telah melakukan penguncian terhadap negara Afrika, Jepang juga melakukan penguncuan ketat terhadap perbatasan mereka.
“Kami mengambil langkah sebagai tindakan pencegahan darurat untuk mencegah skenario terburuk di Jepang,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida mengutip Associated Press.
Keputusan tersebut pun berarti jepang akan segera memulihkan kontrol perbatasan yang telah mengalami pelonggaran awal bulan ini.
Baca juga: Takut Omicron, Arab Saudi Izinkan WNA Masuk Kecuali Afrika
Di tengah melonjaknya kasus Omicron, banyak negara yang memperketat perbatasan mereka. Bahkan ketika para ilmuan memperingatkan apakah virus omicron ini lebih berbahaya dari varian Covid-19 lainnya.
Kishida telah mendesak warganya untuk terus menggunakan masker dan protokol kesehatan sampai varian omicron ini di ketahui/
Varian omicron ini pertama terdeteksi oleh peneliti di Afrika Selatan. Namun sampai saat ini masih belum di ketahui bagaimana penyebaran omicron ini, gejala dan apakah omicron dapat menghindari vaksin atau tidak.
Akan tetapi seluruh negara telah bergerak cepat untuk melakukan pembatasan agar tidak terjadi gelombang bari virus Covid-19 ini.
Baca juga: Mengenal Ai-Da, Robot Penulis Puisi dan Karya Seni
Sementara itu, Dr Francis Collins, direktur National Institutes of Health di Amerika Serikat, menekankan bahwa belum ada data yang menunjukkan varian baru menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian COVID-19 sebelumnya.
“Saya pikir itu lebih menular ketika Anda melihat seberapa cepat penyebarannya melalui beberapa distrik di Afrika Selatan. Oleh karena itu, ia memiliki ciri khas yang sangat mungkin menyebar dari satu orang ke orang lain. … Apa yang kita tidak tahu adalah apakah itu dapat bersaing dengan delta,” kata Collins, mengutip CNN.
Collins menambahkan jika adanya varian ini agar seluruh negara di dunia segera mempercepat vaksinasim memberi suntikan booster dan memperketat protokol kesehatan.