Jerman Protes Rusia Untuk Mengakhiri Serangan Siber Pra-Pemilu

Jerman, Kampartrapost.comJerman memprotes Rusia atas upaya serangan siber pra-pemilu untuk mencuri data dari anggota parlemen. Rusia diduga akan menyebarkan disinformasi sebelum pemilihan Jerman berlangsung kata kementrian luar negeri pada Senin (6/9/2021).

Melansir Associated Press, Juru bicara kemerntrian luar negeri Andrea Sasse mengatakan jika kelompok peretas bernama Ghostwriter telah melakukan gabungan seranngan siber konvensional dengan disinformasi dan mempengaruhi oprasi. Mereka telah menargetkan Jerman dalam beberapa waktu dan telah mengamati aktifitas Jerman.

“Serangan-serangan ini dapat berfungsi sebagai persiapan untuk operasi pengaruh seperti kampanye disinformasi yang terkait dengan pemilihan parlemen,” katanya kepada wartawan di Berlin.

Baca juga: Futuristik, Timur Tengah Miliki Supermarket Tanpa Kasir Pertama!

Sasse mengatakab bahwa menjelang pemilu Jerman pada 26 September mendatang banyak upaya penyerangan siber untuk membobol data para parlemen. Mereka menggunakan email phishing, antara lain – untuk mendapatkan rincian login pribadi anggota parlemen federal dan negara bagian, dengan tujuan pencurian identitas.

“Pemerintah Jerman memiliki informasi yang terpercaya atas dasar aktivitas Ghostwriter yang dapat berkaitan dengan aktor dunia maya negara Rusia dan, khususnya dinas intelijen militer GRU Rusia,” kata Sasse.

Ia mengatakan jika serangan siber ini sebagai sirine bahaya bagi keamanan Republik Federal Jerman. Khususnya dalam proses pengambilan keputusan yang demokratis dan sebagai keregangan parah pada hubungan bilateral.

Baca juga: Taliban dan Pasukan Oposisi Terlibat Baku Tembak Perebutan Panjshir

Dia mengatakan Jerman meminta pemerintah Rusia untuk segera mengakhiri kegiatan seperti itu. Ia juga telah mengajukan permintaan itu secara langsung kepada pejabat Rusia. Selama pertemuan pada hari Kamis dan Jumat dari kelompok kerja Jerman-Rusia tentang kebijakan keamanan. Di mana wakil menteri luar negeri Jerman Miguel Berger mengangkat masalah ini dengan wakil menteri luar negeri Rusia.

Kekhawatiran Jerman tentang campur tangan Rusia telah meluas ke kegiatan lembaga penyiaran yang mendapat dana negara. Dalam layanan online berbahasa Jermannya selama bertahun-tahun menekankan masalah yang memecah belah. Seperti migrasi dan pembatasan yang berlaku karena pandemi virus corona.

Baca juga: Bushido: Buku yang mengubah citra Jepang di mata dunia

Berita Terkait