Kasus Covid-19 Meningkat, Brunei Selidiki Penyebaran Jalur Ilegal

Brunei Darussalam, Kampartrapost.comPada Senin (9/8/2021) Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Brunei melaporkan adanya 42 kasus Covid-19 terbaru. Kasus baru virus corona ini menjadi rekor harian tertinggi di Brunei Darussalam sejak pandemi menghantam negara itu sejak 15 bulan yang lalu.

Otoritas kesehatan Brunei mencurigai penyebab kasus terbaru itu darimana asalnya. Mereka kemudian curiga jika kasus infeksi terbaru ini berasal dari jalur penyebrangan perbatasan ilegal.

Brunei Darussalam menjadi negara di Asia Tenggara yang menerapkan aturan karantina dan protokol kesehatan ketat. Khususnya bagi pelancong dari negara asing yang masuk. Bahkan mereka sempat menutup semua jalur masuk dari luar dan melaporkan hanya ada 406 kasus posotif sejak awal pandemi.

“Dibandingkan pandemi tahun lalu. Kami bahkan tidak tahu dari mana asal penyebaran kasus positif baru ini,” kata Menteri Kesehatan Brunei, Mohd Isham Jaafar.

Baca juga: Kasus Pneumonia Antraks Mematikan Terdeteksi di Tiongkok

Mohd Isham mengatakan jika salah satu klaster infeksi terbaru terdeteksi dengan pusat karantina hotel terkait.

Kasus baru infeksi Covid-19 di Brunei ini menyebabkan tempat pusat karantina cepat terisi dan penuh. Pihak berwenang kemudian mulai menyelidiki kemungkinan kasus infeksi baru ini berasal.

Pihak berwenang mencurigai kemungkinan kasus infeksi positif Covid-19 ini terdeteksi dari penyebrangan perbatasan ilegal. Mereka mencurigai perbatasan antara Brunei dan Malaysia menjadi sumber terbaru kasus positif. Mengingat jika kasus Covid-19 di Malaysia sampai saat ini masih belum terkendali dan terus meningkat.

Baca juga: Dari Fiji ke Selandia Baru, Pendiri Google Bersembunyi Kenapa?

“Kita tahu bahwa rantai terlemah dari pengawasan ketat adalah jalur ilegal dan garis depan dari bandara ke hotel,” tambah Mohd Isham.

Mohd Isham melaporkan pada akhir pekan mereka mengambil sampel yang berasal dari orang yang telah terinfeksi. Kemudian otoritas kesehatan setempat mengirimkannya ke Singapura guna untuk menguji apa kasus positif baru itu termasuk dalam varian delta atau tidak.

Pada hari Sabtu Brunei melaporkan hanya ada tujuh kasus infeksi Covid-19 yang menyebar di masyarakat. Kasus ini menjadi kasus pertama sejak Mei 2020 di Brunei.

Kasus baru ini menyebabkan adanya pembatasan gerakan yang ketat, termasuk larangan sebagian pertemuan publik, sekolah, masjid, dan sebagian besar bisnis penting telah mengalami penutupan kembali.

Menurut data pemerintah yang terbit pada hari Minggu, Sekitar 33% dari total penduduk 450.000 Brunei telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Baca juga: Firaun punya ‘kapal matahari’, kini dipindahkan ke Museum Giza di Mesir

Berita Terkait