Kisah Mahasiswi Kampar Kuliah di Italia Saat Pandemi

 Italia, Kampartrapost.com – Bisa menjejakkan kaki dan berkuliah di luar negeri merupakan impian semua kawula muda. Ingin mencicipi bagaimana rasanya studi, suasana dan budaya luar negeri sangatlah menjadi dambaan semua orang.

Nur Lita Atfal, atau biasa disapa Lita. Ia merupakan salah satu mahasiswi asal Kampar yang berhasil meneruskan studinya di Sapienza University of Rome, Italia.

Saat ini ia sedang menempuh pendidikannya di jurusan Global Humanity di Fakultas Filsafat.

“Saya tinggal di daerah Roma, nggak jauh dari sentral. Tempatnya dekat dengan segala fasilitas seperti satasiun, bus atau jika kita akan kemanapun dekat,” kata Lita saat diwawancarai wartawan Kampartra Post via telepon WhatsApp pada Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Afghanistan Chaos, Begini Pengungsi Setelah Mendarat di Jerman

Saat ini Lita tinggal di sebuah kos di Roma, Italia. Tepatnya ialah di Tirbutina. Tempat dimana kemanapun ia pergi sangatlah mudah. Karena semua akses fasilitas umum sangat dekat dengan tempat tinggalnya, seperti bus, kereta dan lain-lain.

Sementara itu, saat ini di Eropa sedang libur semester dan perkiraan semester baru sekolah-sekolah dan universitas di Italia akan di buka pada bulan September mendatang. Liburan musim panas di Eropa biasanya akan berakhir pada pertengahan september. Ini merupakan libur terpanjang pada tahun ajaran baru. Siswa dan infrastruktur sekolah biasanya akan di beri waktu libur selama 6 hingga 14 minggu, tergantung negara masing-masing.

“Untuk saat ini wilayah Eropa sedang melakukan libur panjang musim panas. Dan akan masuk kembali kira-kira pada bulan september,” tutur Lita. “Kuliah pada satu bulan mendatang akan di laksanakan secara offline. Namun, mahasiswa diharuskan mempunyai kartu Green Pass.”

Green Pass merupakan kartu sertifikat vaksin yang di miliki oleh seluruh masyarakat Eropa jika mereka sudah melakukan vaksinasi sebanyak dua kali.

Kisah Mahasiswi Kampar Kuliah di Italia Saat Pandemi
Nur Lita Atfal, Mahasiswi asal Kampar di Roma Italia

Ia berkata tidak mudah pertama kali di tempat perkuliahan ini. Seperti mengalami Culture Shock, perbedaan budaya atau ketika ia pergi ke tempat-tempat public. Ia seringkali mendapat pertanyaan mengenai hijabnya. Karena dapat kita ketahui, di Eropa memang seorang muslim masih minoritas apalagi yang memakai kerudung. Terkadang mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari penduduk Eropa.

Baca juga: Gegara Satu Kasus Positif, Selandia Baru Lakukan Lockdown Nasional

“Pernah sih saat berada di luar terus ada bapak-bapak yang tanya soal kerudung aku.” kata Lita. “Kita yang notabene beragama Muslim jelas saja kerudung merupakan kewajiban. Saya lalu menjelaskan mereka terkait hijab yang merupakan kewajiban bagi seorang yang beragama Islam termasuk saya.”

“Pernah juga ketika saya naik bus, terus ada ibu-ibu yang lihat ke aku seperti sinis gitu,” lanjutnya mengingat beberapa hal. “Ya kan emang kita nggak pernah ketemu jadi ya sudah saya biarkan aja.”

Meskipun begitu, Lita tetap senang belajar di sana. Ia bisa mempelajari banyak hal di Italia.

“Akan tetapi dalam sebulan ini, mulai kedatangan saya di Italia pada 19 Agustus. Saya mengisi waktu luang saya ketika semester belum dimulai dengan kelas bahasa dan mengerjakan tugas-tugas yang ketinggalan,” kata Lita.

Ia kemudian menyampaikan beberapa tips-tips agar bisa melanjutkan studi di Luar negeri.

“Kuncinya pertama ikhtiar, kemudian tawakal. Jadi tawakal itu biarkanlah dari ikhtiar. Usaha juga lalu ikhlas dan menerima segala keputusan,” kata Lita.

“Lalu terakhir sabar. Apapun yang Allah kasih sekarang itu yang terbaik buat kita. Meskipun nggak sesuai ekspektasi kita. Jadi kalaupun gak sesuai ekspektasi ya tetap sabar. Karena semua indah pada waktunya,” tukas Lita.

Baca juga: Taliban memburu mereka yang pernah bekerja dengan pasukan AS, menurut dokumen PBB

Berita Terkait