Kuba, Kampartrapost.com – Selama protes anti-pemerintahan terbesar di pulau Kuba dalam beberapa dekade ini, para pengunjuk rasa meneriakkan kata-kata dari lagu Hip-hop yang dirilis awal tahun ini, yang menyerukan diakhirinya rezim komunis dan otoriter Kuba selama beberapa decade ini.
Para demonstran meneriakan kata “Patria y Vida” atau yang berarti Tanah Air dan Kehidupan. Video musik yang lebih dari 6 juta ditonton di platform YouTube ini merupakan kolaborasi epik dari enam musisi Hip-hop asal Kuba.
Baca juga: Biden : Berita Hoax Tentang Corona Virus dapat Membunuh Orang!
Lirik lagu tersebut telah menjadi seruan selama demonstrasi berlangsung.
No más mentiras
Mi pueblo pide libertad, no más doctrinas
Ya no gritemos patria o muerte sino patria y vida
Y empezar a construir lo que soñamos
Lo que destruyeron con sus manos
Que no siga corriendo la sangre
Por querer pensar diferente
¿Quién le dijo que Cuba es de ustedes?
Tidak ada lagi kebohongan
Umatku meminta kebebasan, tidak ada lagi doktrin
Mari kita tidak lagi meneriakkan tanah air atau kematian tetapi tanah air dan kehidupan
Dan mulailah membangun apa yang kita impikan
Apa yang mereka hancurkan dengan tangan mereka
Agar darah tidak terus mengalir
Karena ingin berpikir berbeda
Siapa yang memberi tahu Anda bahwa Kuba adalah milik Anda?
Randy Malcom, selaku penulis lagu tersebut, mengaku terkejut dan tidak pernah terbayangkan jika lagu yang ia ciptakan akan menjadi soundtrack untuk demonstrasi Kuba ini.
Baca juga: Banjir Jerman : Bencana Alam Terburuk dalam Memori Hidup Jerman, Ratusan Orang Tewas!
“Kami tidak pernah berpikir akan ada perubahan drastis dalam pikiran orang-orang. Lagu ini, yang memberi kekuatan dan keberanian untuk orang Kuba untuk keluar dan mencela apa yang ada di pulau itu,“ tukas Malcom.
Malcom dan Alexander Delgado membentuk grup reggaeton Gente de Zona, dan kemudian mengkomposer lagu tersebut.
Lagu hiphop memang terkenal dengan liriknya yang khas keras dan penuh kritik. Para seniman, terutama musisi, sudah tidak bisa menahan diri untuk mengkritik rezim komunis di pulau itu melalui karyanya. Mereka menulis perjuangan kehidupan sehari-hari di Kuba yang terus memburuk secara signifikan setelah Covid-19 melanda dan memperburuk perekonomian.
Judul lagu tersebut adalah ‘Patria y Vida‘ bahkan menggunakan kembali slogan revolusioner Fidel Castro, ‘Patria o muerte’ yang berarti Tanah air atau kematian.
Meski lagu itu mendapat pujian dari para pendukungnya, tak khayal lagu tersebut juga mendapat kritik dari pejabat Kuba dan pro-komunis. Malcom dan Dalgado bahkan mengatakan jika lagu ini dilarang didengarkan di Kuba, mereka bahkan menerima ancaman terhadap kehidupan mereka.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Jajarannya Hati-Hati Bicara, Jangan Sampai Rakyat Frustasi
“Kita berbicara tentang seluruh kehudupan negara,” kata Delgado “Mereka membunuh kami. Jadi, jika saya harus mati, demi rakyat kami, kami akan melakukannya, Kami harus terus mengkritiknya.“
Ini adalah pengorbanan yang dibangun dari cinta untuk tanah air mereka, bahkan mengetahui kata-kata mereka mungkin berarti mereka tidak akan diizinkan untuk masuk ke Kuba lagi.
“Kami tahu kami tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki di negara kami lagi, kami juga tidak akan pernah bisa melihat keluarga kami lagi,“ kata Malcom “Tapi, Kuba adalah keluarga saya. Keluarga saya lebih dari 12 juta orang yang masih menderita di pulau itu“ tukas Malcom.