Langkah Siaga Hadapi Potensi Bencana Alam Ala Kemensos

Kampartrapost.com – Bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia membuat masyarakat harus mempersiapkan segala sesuatu, baik mental maupun peralatan, agar ketika bencana datang melanda akan lebih siap serta tahu langkah apa yang harus dilakukan.

Tri Rismaharini mengungkapkan telah menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam rangka menghadapi potensi bencana alam. Menteri Sosial itu mengungkapkan pernyataan tersebut pada pertemuan virtual mengenai kesigapan menghadapi bencana dengan Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagai pelaksana.

Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan atau edukasi kepada masyarakat terkait bahaya yang ditimbulkan bencana. Sehingga masyarakat bisa mempersiapkan segala sesuatunya jika bencana benar terjadi

Baca juga: Krisis Air, Iran Alami Gangguan Internet Setelah Protes di Khuzestan

Risma mengungkapkan pada Rabu (21/17), “Kita belajar dari bencana Palu yang sebelumnya sudah diperingatkan akan terjadinya bencana, namun karena tidak ada respon akibatnya bisa kita saksikan begitu banyak korban jiwa.”

Langkah kedua adalah komunikasi. Risma melakukan kerja sama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) serta Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) sebagai sarana masyarakat dapat mengetahui informasi mengenai bencana. Orari dan RAPI telah mengetahui kondisi bencana di lapangan, dan dapat membantu dalam hal komunikasi, jika akan dilakukan penyaluran bantuan dan sebagainya.

Ketiga, tidak meremehkan serta mengetahui peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Masyarakat harus memahami peringatan yang BMKG siarkan, karena sudah melalui kajian ilmiah serta tersertifikasi. Dengan mengikuti arahan dari oleh BMKG, maka masyarakat akan merasa lebih siap dan terarahkan.

Terakhir beri tanda peringatan bencana juga pemeriksaan peralatan yang akan berguna nantinya ketika bencana datang. Tanda peringatan dapat berupa simbol-simbol yang dipahami oleh penyandang disabilitas seperti tuna netra, tuna rungu, juga orang usia lanjut.

Baca juga: Hari Anak Nasional 2021, Siswa SD ke Presiden Joko Widodo: Presiden Ngapain Aja?

Risma menjelaskan, “Saat terjadi bencana, penyandang disabilitas, netra, maupun lansia tidak tahu harus melakukan apa, maka dengan tanda khusus di rumah itu membuat tim evakuasi bisa cepat melakukan pemindahan ke tempat lebih aman serta jumlah korban jiwa bisa diminimalisir.”

Dwikorita Karnawati selaku Kepala BMKG menambahkan, terdapat 10 kajian ilmiah berhubungan dengan prediksi bencana yang sudah tertera dalam peta. Terdapat tiga warna yang masing-masingnya berbeda guna menunjukkan tiga kondisi dalam prediksi tersebut.

Berita Terkait