Menangani Rasa Kecewa

KAMPARTRAPOST.COM – Membahas tentang penanganan rasa kecewa ya? Sebelum kita bahas, mau bertanya dulu nih, pernahkah kamu merasakan kecewa? Ya kalau boleh ditebak, secara umum manusia pasti pernah merasakannya. Termasuk diri saya yang sebagai insan (punya kesalahan) dan pasti punya kekurangan. Baik itu seperti kecewa karena kesalahan teman, harap yang tak sesuai, do’a yang belum terkabul, atau si dia yang mengecewakan kamu, hehe.

Jadi bagaimana cara kita menangani atau menetralisasikan rasa kecewa tersebut?

Baca juga: Cerita Ramadhan Mahasiswa asal Kampar di Negeri Dua Nil, Sudan

Nah, Pertama yang harus kita lakukan adalah dengan mengingat-ingat secara dalam rasa kecewa yang telah ataupun yang sedang dirasakan. Dengan begitu, kita akan menghayati dan mengetahui dasar apa yang membuat  kita kecewa. Apasih dasarnya? Yaitu berharap selain kepada Allah. Allah telah menerangkan dalam firmannya yaitu QS. Al-Insyrah ayat 8

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

Jadi, Allah menjelaskan bahwa kita sebagai hamba-Nya hendaknya berharap hanya kepada-Nya. Jika kita berharap selain pada-Nya, maka itu termasuk larangan. Jadi harap datang dari Allah dan harap tersebut kembali kepada Allah.

Baca juga: Perdana Menteri Jerman Beri Dukungan untuk Pemerintahan Israel

Kedua, dengan meningkatkan iman sebagai benteng diri. Iman yang ada pada diri, bukan hanya tersimpan begitu saja, dengan iman yang dimiliki, kita bisa membentengi diri dari rasa kecewa yang berlebihan. Sibukkan diri dalam meningkatkan berbagai amal kebaikan, seperti shalat tepat waktu, memperbanyak durasi untuk mengaji, shalat sunah, bersedekah, mengikuti kajian, berkumpul dan menjalin silaturahmi sesama manusia dan berbagai hal baik lainnya.

Ketiga, dalam hidup kita perlu adanya mindset atau pandangan. Nah, apa mindset tersebut? Kita bisa merujuk pada nasihat yang pernah disampaikan oleh Ali bin Abil Thalib yaitu, “Aku pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia

Nah, jadi kepada teman-teman jangan suka berharap pada manusia ya, sebab ujungnya bikin kecewa dan itu sakit. Hehe. Mending tanamkan dalam hati untuk terus berharap kepada Allah. Jadikan manusia hanya perentaranya.

Keempat, kita mesti berhusnuzan atau berprasangka baik kepada Allah. Semua yang hadir pada diri adalah rencana dari Allah. Termasuk kecewa yang pernah atau sedang dialami. Hal yang membuat kita berkecil hati, patah harap, bersedih sebenarnya sudah menjadi lumrah sebagai manusia. Karena seperti saya sampaikan tadi, bahwa kita adalah ‘insan’ yang berarti punya kesalahan. Berprasangka baiklah kepada Allah bahwa rasa kecewa adalah salah satu bentuk kecintaan Allah kepada kita. Kalau dari pengalaman saya pribadi, rasa kecewa itu saya jadikan bentuk kode dari Allah supaya saya lebih dekat dan berharap kepada-Nya.

Jadi teman-teman, kita merasakan kecewa itu adalah pertanda kita memang manusia. Tapi jangan sampai berlarut-larut dan meratapi. Ingatlah, “Laa tahzan innallaha ma’ana”, janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.

Baca juga: Erdogan Menelepon Pemimpin-Pemimpin Dunia untuk Melawan Serangan Israel Terhadap Palestina

Dan satu hal lagi, untuk teman-teman yang berdo’a kepada Allah, jangan hanya meminta do’a kita untuk dikabulkan ya, tetapi mintakan juga agar kita diberi kekuatan dan kesabaran ketika do’a itu tidak sesuai yang kita harapkan. Karena Allah Maha Tau apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat di terapkan dalam kehidupan.

Baca juga: Kenapa Kita Mudah Marah AKhir-akhir Ini dan Upaya Meredekannya

Berita Terkait