Mengenal Sejarah dan Makna Simbol Pi (π) dalam Matematika

Tahukah kamu ?

Penggunaan istilah Pi tidak asing dalam pelajaran matematika. Nilai π secara umum di sekolah menggunakan nilai 3,14. Mengapa yang dipilih 3,14? Mari kita lihat tentang Sejarah Matematika asal-usul simbol Pi.

Sejarah Simbol Pi

Dalam sejarah matematika Pi merupakan huruf Yunani ke-16 yang berasal dari kata Yunani “περιφέρεια” yang berarti pinggiran dan “περίμετρος” yang berarti perimeter.

Dalam hal ini perkembangan Pi menjadi daya tarik peneliti-peneliti untuk mengkaji dari zaman kuno hingga saat ini.

Hal ini dikarenakan masih adanya ambisi ilmuan atau matematikawan untuk memecahkan misteri dari nilai Pi.

Sejarah awal Pi ditemukan di zaman Babilonia kuno (sekitar tahun 2000 SM). Beberapa bukti mengungkapkan bahwa orang babilonia menghitung luas sebuah lingkaran dengan rumus “3 kali kuadrat dari radiusnya”.

BACA JUGA: Efektivitas Media Komunitas Sebagai Bagian dari Komunikasi

Simbol huruf Yunani Pi sendiri telah digunakan matematikawan oleh matematikawan William Oughtred (1574-1660), Isaac Barrow (1630-1677), David Gregory (1661-1701). Berikut akan dibahas beberapa pendapat matematikawan mengenai Pi:

  1. Pada tahun 1706, matematikawan William Jones menerbitkan bukunya dengan judul Synopsis Palmariorum Matheseos. Pi di dalam buku tersebut digunakan untuk mempresentasikan perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya.
  2. Leonahart Euler (1707-1783) menggunakan dalam “De Summis Serierum Recipracorum”. Tahun 1736, Euler menggunakan Pi untuk menyatakan keliling pada saat diameter lingkaran sama dengan satu dalam bentuk 1: Pi pada buku Mechania sive motus scientia analytice exposita. Dan akhirnya pada tahun 1748, Euler mempopulerkan Pi secara luas setelah menulisnya dalam buku Introductio in Analysin Infinitorium.

Sejarah Nilai Pi

  1. Sekitar tahun 287-212 SM, Archimedes merupakan ahli matematika kuno berasal dari Syracuse. Ia merupakan matematikawan pertama yang melakukan perhitungan nilai Pi dengan menggunakan skema geometris berdasarkan aturan polygon yang menunjukkan nilai π berbeda diantara dan jika dituliskan 8…
BACA JUGA: Menyalakan Cahaya dan Mengalirkan Air Bagi Dhuafa Bersama Komunitas Kampar Berbagi
  1. Tahun 1540-1610 Matematikawan asal Belanda kembali memunculkan pencarian nilai Pi di akhir abad ke-16. Ludolph menggunakan metode Archimedes sehingga menemukan pendekatan nilai π sampai 35 desimal yang kemudian dinamakan bilangan Ludolphian.
  2. Teknik lain menghitung Piditemukan oleh Jhon Wallis (1616-1703), seorang professor matematika di Universitas Cambridge dan Oxfrod dengan menggunakan Rumus Wallis .
  3. Carl Friendrich Gauss (1777-1855) yang memperkerjakan Zacharias Dahse (1824-1861) seorang legenda yang memiliki kemampuan kalkulasi yang cepat. Ditemukan nilai Pi memiliki akurasi jumlah digit desimal yang benar mencapai 200 digit.

Ternyata perhitungan nilai π tidak berhenti sampai disitu saja, yaitu perhitungan secara manual.

BACA JUGA: Misi Propaganda Kebencian oleh ‘Globalis’ Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Dunia Menggunakan Data

Pada tahun 1949 perkembangan teknologi juga telah dimanfaatkan oleh matematikawan Brilian, Jhon Von Neuman, George Reitwiesner, dan N.C.Metropolis yang menghitung nilai sampai 2.037 desimal.

Melihat dari sejarah perkembangan nilai π dapat dikatakan bahwa ilmuan dan matematikawan sudah menghabiskan banyak waktu hanya untuk menemukan jutaan bahkan triliunan digit dengan berbagai metode untuk sebuah nilai π.

Kita lebih memilih menggunakan nilai 3,14 karena seperti diketahui semakin banyak nilai digit, maka perhitungan akan sangat menyulitkan dan membutuhkan waktu lama. (Diolah dari berbagai sumber)

Berita Terkait