Meninggalnya Ratusan Suporter di Malang Bukan Soal Rivalitas

Malang, Kampartrapost.com – Ratusan suporter sepakbola di Stadion Kanjuruhan meninggal dunia. Pengamat sebut bukan soal rivalitas.

Hal tersebut disampaikan Akmal usai terjadinya peristiwa kelam itu.

Akmal mengungkapkan bahwa polisi sudah menyampaikan sebelum pertandingan agar panitia membatasi jumlah penonton.

BACA JUGA: Akmal Marhali Sebut Meninggalnya Suporter di Malang karena Kelebihan Kapasitas

Namun, himbauan itu tak diindahkan oleh panitia Liga Indonesia Baru (LIB).

“Polisi juga sudah menyampaikan bahwa hanya boleh mencetak 25 ribu tiket.”

“Tapi kemudian panitia mencetak sampai 45 ribu tiket untuk pertandingan derby Jawa Timur ini,” kata Akmal.

Sebelumnya, polisi juga sudah memberi tahu agar pertandingan tak boleh dihadiri oleh Bonek atau suporter Surabaya.

Sehingga tak ada soal rivalitas dalam pertandingan tersebut.

BACA JUGA: Usut Tuntas Kasus GBLA, Suporter Dilindungi UU Nomor 11 Tahun 2022

“Polisi mengatakan bahwa tidak boleh ada pertandingan yang dihadiri oleh suporter Bonek atau suporter Surabaya.”

“Dan keputusan ini sudah dilakukan, tidak ada suporter Persebaya yang hadir ke lapangan.”

“Artinya tragedi di Stadion Kanjuruan bukan soal rivalitas, tetapi soal sempit yang kebabablasan yang membuat korban meninggal,” lanjut Akmal.

Tak hanya itu, menurut Akmal peristiwa kelam itu terjadi juga karena kalalaian panitia pertandingan.

BACA JUGA: Pemain Timnas Indonesia Elkan Baggot Masuk Gim FIFA 23

Terdapat beberapa pelanggaran-pelanggaran FIFA yang dilakukan oleh panitia.

“Kasus ini terjadi karena adanya pelanggaran-pelanggaran.”

“Baik itu pelanggaran prosedural maupun pelanggaran SOP dan pelanggaran regulasi serta pelanggaran Security Stadium regulasi milik FIFA,” tambahnya.

Di sisi lain Indonesia terancam gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Kasus ini menjadi perhatian khusus FIFA.

BACA JUGA: Merasa Mengganjal Dalam Hidupnya, Prabowo Ingin Buat Klub Bola Usai Pensiun Jadi Menteri

Karena kasus ini terjadi dalam lapangan dan juga melibatkan suporter di dalam lapangan dengan tumbal nyawa yang sangat banyak.

“Artinya kita bisa melihat bahwa PSSI tidak siap untuk menjalankan tugas sebagai tuan rumah.”

“Khawatirnya nanti misalnya di pertandingan Piala Dunia U-20 ada kasus serupa terjadi seperti ini.”

“Baik itu dalam penanganan suporter maupun dalam hal-hal yang terkait dengan keselamatan dan kenyamanan,” tutup Akmal.

Kunjungi Instagram Kampartrapost

Berita Terkait