Papua, Kampartrapost.com – Neas Wanimbo, pemuda asal Wamena yang berhasil raih beasiswa di Tanri Abeng University, Jakarta ini pernah menolak tawaran kerja di Jepang demi bangun pendidikan di Papua.
Ia menolak tawaran kerja yang terbilang cukup menjajikan. Namun ia rela pulang ke kampung halamannya di Papua untuk membangun pendidikan di sana.
“Saya termasuk pemuda Papua yang beruntung dan memiliki pengalaman yang bagus. Saya ingin membagi pengalaman saya kepada para pemuda di kampung halaman saya di Papua,” tutur Neas Wanimbo ketika diwawancarai wartawan Kampartrapost pada Senin (8/11/2021).
Neas mengatakan masih banyak pemuda di Papua yang tidak mengenyam pendidikan yang cukup. Untuk itu, sebagai salah satu pemuda yang beruntung dan dapat mengenyam pendidikan hingga sarjana, Neas ingin berbagi pengalamannya kepada pemuda Papua. Sehingga ia lebih memilih kembali ke Papua daripada berkarir di Jepang.
Baca juga:Â Toilet Rusak, Astronot SpaceX Terpaksa Pakai Popok Ketika Pulang ke Bumi
Motivasinya untuk kembali ke kampung halamannya di Papua karena banyak sekali pemuda yang bisa kuliah di luar pulau khususnya pulau Jawa, dimana terbilang pendidikannya lebih maju. Akan tetapi mereka memilih untuk menetap di kota karena menjanjikan karir yang cemerlang.
“Sangat sedikit atau bahkan hampir tidak ada pemuda yang berhasil kuliah di kota kembali ke kampung halamannya untuk membangun kampung mereka itu. Saya pikir tidak ada,” tutur Neas.
Oleh sebab itu, Neas yang memiliki cita-cita membangun pendidikan di kampung halamannya, Papua. Ia pun kembali ke Wamena dan membangun sebuah komunitas untuk membantu dalam pembangunan pendidikan di sana.
“Saya membangun sebuah komunitas, Hano Wene. Tujuan saya membangun sebuah perpustakaan untuk mensupport anak-anak agar giat belajar,” ungkapnya.
Baca juga:Â Terhantam Angin Kencang, SpaceX Tunda Kepulangan Empat Astronot Setelah 6 Bulan Terbang
Sebagai putra daerah ia memiliki kewajiban untuk membangun daerahnya, Wamena, Papua. Neas mengatakan jika bukan pemuda seperti dirinya yang membangun dan menggerakkan pembangunan lalu siapa lagi.
Maka dari itu, Neas kembali ke Papua dan membantu masyarakat membangun kampung halamannya dalam hal pendidikan agar tidak tertinggal.
“Sebagai putra daerah saya harus bisa menggerakkan masyarakat untuk membangun kampung dan membangun pendidikan di sana,” tutur pemuda 25 tahun tersebut.
Sementara itu, dalam berbagi pengalamannya selama menempuh pendidikan di Jakarta, Neas membangun sebuah komunitas, Hano Wene. Tujuan komunitas ini untuk membangun komunitas di kampung-kampung pedalaman.
Pendidikan di kampung yang terbilang sangat kurang, ini juga memotivasi Neas untuk membentuk organisasi masyarakat. Ia mengajak masyarakat turut serta dalam membangun pendidikan di kampung mereka sendiri.
“Jadi, yang membangun pendidikan di kampung-kampung pedalaman bukan saya. Akan tetapi masyarakat lokal yang tergabung dalam organisasi yang kami buat,” tukas Neas.