Pasien Covid-19 Dapat Terinfeksi Lebih Dari Sekali, Kenapa Bisa?

Kampartrapost.com – Daya tahan tubuh akan lebih kuat bagi orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, karena sistem imun yang sudah mengenali karakter virus Corona yang menyebabkan tubuh lebih cepat menghadapi jika virus datang kembali. Meski sudah pernah terinfeksi dan mengklaim sembuh, tidak menutup kemungkinan orang yang sudah terpapar virus Corona kembali terjangkit, atau istilah lain reinfeksi Covid-19.

Yoga Fitriakusumah, dokter spesialis penyakit dalam memaparkan, “Reinfeksi Covid-19 terjadi ketika seseorang yang sudah sembuh dari infeksi virus corona terinfeksi lagi oleh struktur virus corona yang berbeda dengan infeksi virus corona sebelumnya.”

Ia mengatakan, bahwasannya reinfeksi tidak sama dengan repositif atau reaktivasi virus, kondisi ketika virus corona yang masih tersisa di tubuh menginfeksi orang itu lagi, atau infeksi yang penyebabnya adalah virus dengan struktur yang sama.

Baca juga: Kenapa Sih, Harus Vaksinasi Covid-19?

Membutuhkan pengambilan sampel guna mengurutkan informasi genetik (genome) virus agar bisa dibedakan yang terjadi reinfeksi atau repositif/reaktivasi. Sampel didapat dari tes pada kasus positif pertama dan kedua.

Salah satu dokter yang berasal dari Unevirsity of Oxford mengatakan, “Pasien yang positif Covid-19 untuk kedua kalinya ditangani dengan cara sama ketika pertama kali positif.”

Tetapi pada dasarnya kasus reinfeksi Covid-19 jarang terjadi. Dari hasil penelitian Public Health England Colindale di Inggris dan Statens Serum Institut di Denmark, orang yang sudah pernah terjangkit virus corona mendapat perlindungan hingga 80 persen dari infeksi kedua. Adapun dari penelitian di Denmark, menjelaskan bahwa perlindungan terhadap warga lanjut usia (diatas 65 tahun) hanya 47 persen.

Baca juga: Perhatian, Ibu Kos Belikan Vitamin dan Madu ke Penghuni yang Positif Covid-19

Itu berarti, kalangan lansia memiliki risiko lebih besar mengalami reinfeksi. Hasil analisis dari riset tersebut juga menunjukkan, antara orang yang positif pada gelombang Covid-19 pertama, sebanyak 0,65 persen positif balik lagi pada gelombang wabah kedua. Orang yang memiliki penyakit penyerta memiliki peluang lebih besar terkena infeksi kedua.

Yoga menambahkan, meskipun tubuh telah mengembangkan sistem imun untuk melawan Covid- 19, tetap ada kemungkinan seseorang dapat reinfeksi. Itu karena, Covid-19 pun bisa berkembang atau bermutasi, sehingga virus ini memiliki banyak varian dengan karakter yang berbeda-beda. Dari hasil sejumlah penelitian yang telah dilakukan mendapatkan kesimpulan beberapa varian mampu melawan sistem imun manusia.

Maka orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Hal serupa juga harus dilakukan oleh orang yang sudah melakukan vaksinasi. Meskipun vaksin telah memberikan perlindungan terhadap serangan virus, orang yang telah melakukan vaksinasi tetap bisa terpapar virus yang menyebabkan pengidapnya kehilangan indra penciuman.

Baca juga: Kemensos Bantah Dugaan Rasisme: Risma Itu Jadi Mamanya Papua

Berita Terkait