Peringati Kudeta Militer, Warga Unjuk Rasa Usir PM Thailand

Thailand, Kampartrapost.com – Pada Minggu (19/9/2021) ratusan pengunjuk rasa memenuhi jalanan kota Bangkok, Thailand untuk peringati 15 tahun kudeta militer dan menyerukan pengusiran PM Thailand Prayut Chan-O-Cha.

Melansir AFP, peringatan 15 tahun kudeta militer yang menggulingkan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. Ia tetap menjadi tokoh terkemuka dalam politik di Thailand sejak militer menggulingkan pemerintahannya pada 19 September 2006.

Dalam rangka peringatan tersebut, warga Thailand memenuhi jalanan Bangkok untuk melakukan unjuk rasa sekaligus menyerukan pengusiran PM Prayut Chan-O-Cha, mantan panglima militer yang berkuasa dalam kudeta 2014.

Baca juga: The Power of NO! Saatnya Bilang Tidak Buat Jaga Kesehatan Mentalmu

“Selama lima belas tahun, kami masih di sini untuk berjuang,” kata Nattawut Saikuar, seorang politisi yang sudah lama berhubungan dengan Thaksin.

Peringati Kudeta Militer, Warga Unjuk Rasa Usir PM Thailand
“Kaus Merah” adalah julukan dari pendukung kelas pekerja mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. -AFP/Jack Taylor

Para pengunjuk rasa tersebut mengibarkan sebuah bendera yang bertuliskan “Kick Out Prayut”. Mereka juga membunyikan klakson mobil mereka selama terjadinya unjuk rasa dan menyerukkan permintaan untuk pengusiran PM Prayut.

“Tidak peduli berapa banyak kudeta yang terjadi, itu tidak dapat menghentikan kita. Tidak peduli seberapa baik kapasitas tank mereka, itu tidak dapat menghentikan hati rakyat yang berjuang,” lanjut Saikuar.

Baca juga: Telegram Blokir Bot Kritikus Kremlin Selama Pemilu Rusia Berlangsung

Thailand telah mengalami belasan kudeta sejak berakhirnya monarki absolut pada tahun 1932 oleh militer Thailand yang senang melakukan kudeta. Kebanyakan mliter Thailand mengatasnamakan kudeta ini untuk memperketat dalam perlindungan keluarga kerajaan.

Nattawut mengatakan perdana menteri memiliki banyak waktu untuk memperbaiki Thailand. Akan tetapi negara ini dalam resesi, ekonomi, masyarakat dan politik sedang runtuh.

Para pengunjuk rasa berpakaian merah dengan mobil dan sepeda motor berencana untuk pindah ke Monumen Demokrasi. Tempat beberapa aksi unjuk rasa oleh gerakan anti-pemerintah yang telah berulang kali menyerukan pengunduran diri Prayut sejak Juli lalu.

Awal bulan ini, perdana menteri telah melewati mosi tidak percaya yang ketiga sejak 2019.

Baca juga: Ali Kalora, ‘pimpinan tertinggi’ kelompok Mujahidin Indonesia Timur, tewas dalam baku tembak

Berita Terkait