Amerika Serikat, Kampartrapost.com – Pertama kalinya, ahli bedah AS mentransplantasikan jantung babi kepada seorang pasien di rumah sakit Maryland, Amerika Serikat.
Transplantasi jantung babi ke manusia ini dilakukan karena ini merupakan upaya terakhir dalam menyelamatkan pasien.
Rumah sakit Maryland mengonfirmasi hal ini pada Senin (10/1/2021) bahwa si pasien baik-baik saja tiga hari pasca operasi yang sangat eksperimental ini. Meskipun terlalu cepat menyimpulkan keberhasilan operasi ini, namun ini merupakan satu langkah ke depan dalam dunia medis.
Baca juga: Setelah Lakukan Lockdown Ketat, China Laporkan Lonjakan Penurunan Covid-19 di Xi’an
Melansir The Associated Press, dokter di University of Maryland Medical Center mengatakan transplantasi menunjukkan bahwa ini sebuah keberhasilan. Jantung dari hewan yang di modifikasi secara genetik dapat berfungsi dalam tubuh manusia tanpa penolakan langsung.
Pasien yang melakukan transplantasi jantung babi ini adalah David Bannett, 57 tahun dari Maryland. Putranya mengatakan jika tidak ada pilihan lain selain melakukan transplantasi jantung babi ini. Ia hanya menginginkan ayahnya selamat, tuturnya kepada The Associated Press.
“Sembuh atau mati saya akan tetap melakukan transplantasi ini. Saya hanya ingin tetap hidup. Meskipun ini belum teruji, tapi ini pilihan terakhir saya,” kata Bennett sebelum melakukan operasi.
Pada hari Senin, Bannet masih bernapas menggunakan alat bantu untuk membantu jantung barunya bekerja. Beberapa minggu ke depan setelah Bannett pulih dari operasi, dokter akan terus memantau bagaimana perkembangan kondisi jantungnya.
Banyaknya kekurangan pada transplantasi jantung manusia mendorong para ilmuan untuk mencoba menggunakan organ hewan sebagai gantinya.
Baca juga: Pertama di Israel, Florona Infeksi Ganda Antara Covid-19 dan Influenza
“Jika ini berhasil, akan ada persediaan organ-organ ini untuk pasien yang menderita,” kata Dr. Muhammad Mohiuddin, direktur ilmiah program transplantasi hewan ke manusia di Universitas Maryland.
Transplantasi jantung babi ini membawa eksperimen para peneliti New York ke tingkat berikutnya ungkap Dr. Robert Montgomery, yang memimpin penelitian itu di NYU Langone Health.
“Ini merupakan terobosan yang luar biasa,” kata Robert.
“Sebagai penerima transplantasi jantung, saya senang berita ini dan berharap para pasien bisa selamat karena terobosan baru ini,” tambahnya.
Baca juga: Parade Mawar Tahun Baru Tetap Berjalan Meskipun Ada Lonjakan COVID-19 di California