New Jersey, Kampartrapost.com – Johnson & Johnson (J&J) mengatakan satu suntikan vaksin virus korona miliknya mampu menetralkan Covid-19 varian Delta yang terkenal bisa menyebar cepat. Perusahaan Kesehatan tersebut juga menekankan vaksin yang mereka produksi ampuh memberikan perlindungan yang tahan lama terhadap infeksi secara lebih luas.
Dalam sebuah pernyataan resmi hari Kamis (01/07/2021), perusahaan tersebut mengatakan penerima vaksinnya menghasilkan antibodi penawar yang kuat selama delapan bulan terhadap semua varian, termasuk varian Delta.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memprediksi Covid-19 varian Delta akan menjadi wabah dominan di USA dalam beberapa minggu mendatang.
Pada awalnya, suntikan vaksin produksi J&J memberikan perlindungan yang lebih sedikit daripada vaksin messenger RNA dari Pfizer dan Moderna. Kemudian, para ahli telah mendiskusikan apakah masyarakat memerlukan suntikan penguat lainnya untuk mencegah virus dalam jangka panjang.
“Sebenarnya kami sangat senang dan yakin (bahwa kita) tidak perlu ‘penyokong’ lain untuk saat ini,” kata Dr. Johan Van Hoof, kepala penyakit menular dan vaksin global J&J, dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Bloomberg.
Baca juga: Wali Kota Amsterdam Minta Maaf Atas Perbudakan Masa Lalu
Perusahaan J&J menjelaskan bahwa suntikan vaksin hasil produksinya bisa menetralkan virus Covid-19 varian Delta dalam 29 hari dari dosis pertama, dan perlindungan menjadi matang dan meningkat seiring berjalannya waktu.
Dengan data terbaru yang berhasil Dr. Van Hoof dapatkan, ia mengatakan J&J percaya orang yang telah mendapatkan vaksin dari perusahaan tersebut tidak membutuhkan suntikan lainnya dalam waktu satu tahun setelahnya.
“kami tidak berpikir bahwa kami perlu mengubah formula (vaksinnya),” tambah Dr. Van Hoof.
Usaha Mmebuat Vaksin yang Lebih Ampuh
Para ilmuwan dan beberapa produsen vaksin telah membuat versi terbaru dari suntikan vaksin mereka. Mereka menargetkan untuk berhasil menciptakan vaksin yang mampu menyerang langsung varian-varian covid-19 yang muncul. Salah satunya seperti varian Delta yang telah terbukti secara signifikan lebih menular daripada virus asli yang pertama kali terlapor dari Wuhan, Cina, pada akhir 2019.
Namun, evolusi patogen yang berkelanjutan menciptakan target varian Covid-19 terus bergerak. Ini upaya untuk mengarahkan beberapa pihak untuk mengevaluasi apakah dosis tambahan dari imunisasi yang ada dapat memberikan perlindungan lebih kuat.
Temuan yang diungkapkan J&J pada hari Kamis lalu berasal dari dua penelitian.
Pertama, perusahaan J&J mengevaluasi sampel darah dari delapan peserta dalam uji klinis tahap akhir vaksin guna menilai antibodi perlindungan yang diproduksi terhadap varian delta.
Baca juga: Lion Air-Garuda Beri Vaksin Covid-19 Gratis Untuk Penumpang
Kemudian, Dr. Dan Barouch dari Beth Israel Deaconess Medical Center mengevaluasi daya tahan respons imun pada 20 peserta studi vaksin tahap awal.
Hasil penelitian yang lebih kuat akan dipublikasikan di bioRxiv, penyimpanan penelitian online, seperti apa yang diinformasikan perusahaan J&J.
Data yang dirilis oleh perusahaan J&J menunjukkan bahwa jumlah antibodi, yang dikenal sebagai titer, secara substansial lebih tinggi sebagai respons terhadap varian delta daripada varian beta yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
J&J mengatakan dosis kedua vaksinnya diketahui dapat meningkatkan jumlah antibodi seseorang. Perusahaan itu akan melaporkan data kemanjuran dari uji coba tahap akhir dari rejimen dua suntikan pada akhir Agustus nanti.
Perusahaan juga mempelajari kemampuan vaksinnya untuk membuat sel T, unsur lain dari kekuatan pelindungnya. Suntikan vaksin perusahaan J&J menghasilkan peningkatan kekebalan sel T terhadap virus dan variannya selama delapan bulan, menurut Dr. Van Hoof.
Suntikan vaksin J&J telah berjuang untuk mendapatkan daya tarik yang luas di tengah masalah produksi vaksin yang dihadapinya, terutama setelah regulator menyelidiki laporan bahwa beberapa orang menderita pembekuan darah yang berbahaya setelah menerima vaksin hasil produksi perusahaannya.
Â