Prancis Memperketat Aturan Tes Covid untuk Pelancong dari Inggris dan Eropa

Prancis, Kampartrapost.com – Sabtu, (17/07/2021) Perdana menteri Prancis, Jean Castex, mengatakan, jika Prancis akan memberlakukan tes Covid-19 untuk para pelancong yang belum di vaksin dari Inggris, Spanyol, Portugal, Siprus, Yunani dan Belanda. Tes ini akan berlangsung 24 jam sebelum keberangkatan.

Sejauh ini tes dilakukan dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan untuk pelancong Inggris. Setelah itu, 72 jam sebelum keberangkatan untuk negara lain yang menargetkan untuk aturan baru.

Aturan ini akan berlaku mulai tengah malam pada hari minggu 18 Juli 2021.

Hal ini terjadi karena, mengkhwatirkan akan adanya peningkatan kasus positif Covid-19. Mengingat varian delta yang baru-baru ini terdeteksi sangat mudah menyebar, sehingga khawatirnya akan memicu gelombang infeksi baru di negara Eropa.

Baca juga: Toko-toko di Arab Saudi Tetap Buka Meskipun Waktu Sholat Tiba

Inggris mencatat lebih dari 51.000 infeksi pada hari Jum’at, perhitungan bermula sejak 15 Januari.

Menurut otoritas kesehatan Prancis, 99% kasus baru berasal dari varian delta, yang pertamakali terdeteksi di India. Varian terbaru Covid-19 ini memang sangat cepat menyebar, sehingga membuat pemerintahnya sangat berhati-hati dalam menentukan aturan di tengah pandemi ini.

Di Prancis, 10.908 kasus baru terkonfirmasi dalam 24 jam hingga Jum’at sore, serta 22 kematian.

Pada hari Jum’at, Pemerintah Inggris mengumumkan bahwa orang yang telah melakukan vaksin penuh yang kembali dari Prancis harus tetap melakukan karantina selama 10 hari.

Baca juga: Lagu Hip-Hop Menjadi Soundtrack untuk Gerakan Protes Kuba

Prancis juga mengumumkan pada hari Sabtu, bahwa Tunisia, Mozambik, dan Indonesia telah bergabung dengan daftar merah negara dengan risiko penularan virus tertinggi.

Paris akan mengizinkan pelancong internasional yang sudah melakukan vaksinasi AstraZaneca yang pembuatnya adalah Institut Serum India ke negara itu mulai Minggu, kata perdana Menteri Prancis.

Langkah itu dilakukan setelah adanya kemarahan Global atas fakta jika sertifikat Covid-19 di Uni Eropa hanya mengakui vaksin bermerk AstraZaneca yang di produksi di Eropa. Beberapa negara diblok tersebut sudah menerima versi India.

Prancis masih tidak mengakui vaksin dari jab China atau Rusia. Dengan demikian hanya mengizinkan vaksin yang dari Europoan Medicines Agency.

Baca juga: Kronologi Banjir Bandang Jerman-Belgia, Ratusan Orang Tersapu

Berita Terkait