Presiden Mali Ditikam Usai Sholat Idul Adha

Kampartrapost.com – Selasa, (20/7) merupakan hari besar untuk umat muslim diseluruh dunia, dimana mereka merayakan hari raya Idul Adha. Namun, hal ini sepertinya menjadi hari buruk bagi presiden sementara Mali, Assimi Goita. Ia telah menjadi sasaran penikaman orang tak dikenal setelah melaksanakan sholat Idul Adha di Masjidil Haram di ibukota Bamako.

“Penyerang segera diamankan oleh pihak keamanan. Investigasi sedang berlangsung.“ Kata kepresidenan dalam sebuah postingan Twitter.

Melansir dari Al Jazeera, menurut seorang wartawan kantor berita AFP, Goita langsung dibawa pergi dari lokasi kejadian. Ia juga mengatakan melihat darah di tempat kejadian, meskipun tidak terlalu jelas siapakah yang terluka.

Baca juga: Israel Mata-matai Jurnalis, Politisi, Aktivis di Banyak Negara

Seorang pejabat dari kepresidenan kemudian mengatakan pada AFP bahwa Goita aman dan sehat. Presiden telah dibawa ke kamp militer Kati, di luar Bamako, dimana keamanan disana telah diperketat oleh penjagaan militer.

Dua sumber militer juga mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Goita tidak terluka setelah serangan itu.

Serangan itu terjadi ketika seorang imam membubarkan jamaah sholat ke luar masjid agar segera melaksanakan ritual penyembelihan hewan kurban.

Menteri agama Mamadou Kone mengatakan kepada AFP bahwa seorang pria tak dikenal telah mencoba menikam presiden menggunakan sebilah pisau, akan tetapi ia tidak berhasil dan ditangkap petugas keamanan.

Baca juga: Polisi Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Usir Warga Palestina Saat Sholat Dhuhur

Latus Toure, direktur Masjid Agung juga mengatakan jika serangan tiba-tiba itu tidak mengenai Presiden akan tetapi melukai orang lain.

Goita (37) dilantik bulan lalu menjadi presiden Mali meskipun ia menghadapi diplomatik atas perebutan kekuasaan dalam sembilan bulan lamanya.

Pada bulan Agustus 2020, kolonel Goita memimpin kudeta militer yang berhasil melengserkan Presiden Ibrahim Baubacar Keita yang diperangi setelah berbulan-bulan didemo karena adanya protes anti-pemerinntahan atas dugaan korupsi dan kegagalan untuk mengatasi krisis keamanan yang pertama kali muncul pada tahun 2012.

Baca juga: Hari Ini, Pemerintah Umumkan Kelanjutan PPKM Darurat

Pada akhir Mei, Goita yang menjabat sebagai wakil presiden Mali dalam pemerintahan transisi yang bertugas memimpin Mali kembali ke pemerintahan sipil pada Februari 2022, merebut kekuasaan setelah menuduh Presiden sementara Bah Ndaw dan Perdana Menteri Mochtar Ouane gagal berkonsultasi dengannya tentang perombakan kabinet.

Berita Terkait