Pria Asal Bengkalis Lamar Perempuan dengan Bitcoin, Emang Bisa?

Bengkalis, Kampartrapost.com –Seorang Pria asal Kabupaten Bengkalis, Riau bernama Raja Muhammad Hasbi (47 tahun) membuat heboh media sosial. Hal ini terjadi setelah Raja Muhammad melamar pujaan hatinya, Bau Tenri Abeng (31 tahun) menggunakan dua keping Bitcoin setara Rp 1,8 miliar.

Acara lamaran dilaksanakan di rumah Bau Tenri Abeng yang terletak di Desa Singa, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 6 April 2021.

Kunjungi Juga Instagram Kampartrapost

Demi menemui orang tua kekasihnya, Raja Muhammad rela menempuh perjalanan jauh.

Kedatangan Hasbi dari awal disambut dengan sangat baik oleh pihak keluarga Bau Tenri. Terlebih lagi, ketika mendapat kabar bahwa Raja Muhammad menjadikan dua keping bitcoin sebagai mahar untuk mempersunting Bau Tenri sebagai istrinya.

BACA JUGA: Bill Gates Serukan Inovasi Teknologi Atasi Krisis Kelaparan

Lamaran menggunakan dua keping bitcoin memang merupakan permintaan dari Bau Tenri sebelum sah menjadi istri Raja Muhammad.

“Karena saya yang minta. Dan saya penggiat coin. Untuk (lamaran) bitcoin sudah saya sampaikan sebelumnya ke orang tua,” kata Bau Tenri.

Bau Tenri selama ini memang merupakan penggiat Bitcoin, maka wajar saja ia paham seberapa berharganya Bitcoin sehingga mengizinkan kekasihnya untuk melamarnya dengan mata uang kripto itu.

Tanggal 6 April pas lamaran masih harga Rp 800 Juta, satu bitcoin. Kalau harga hari ini update Rp 931 Juta di google, satu bitcoin,” ujar Bau Tenri kepada SuaraSulsel.id, pada Rabu 14 April 2021.

BACA JUGA: Pj Bupati Launching Buku Biografi Ulama dan Tokoh Kampar

Kejadian ini kemudian menjawab pertanyaan “emang bisa melamar perempuan dengan Bitcoin?” dengan jawaban “ya!”

Pernikahan Raja Muhammad Hasbi dengan Bau Tenri Abeng

Dikutip dari FinansialBisnis.com, Bitcoin adalah mata uang elektronik yang mulai beredar pada 2009 lalu.

Mata uang tersebut diinisiasi oleh seseorang yang memakai nama samaran Satoshi Nakamoto.

Pada umumnya, Bitcoin digunakan dalam transaksi di internet dengan sistem peer to peer (P2P) tanpa perantara, alias tidak menggunakan jasa bank.

BACA JUGA: Juara Storytelling Tingkat Nasional, Santri Parabek Dapat Hadiah Tiket ke Korea Selatan

Berbeda dengan mata uang lain pada umumnya, Bitcoin tidak bergantung pada satu penerbit utama. Bitcoin mengaplikasikan sebuah database yang didistribusikan dan menyebar ke node-node dari sebuah jaringan P2P ke jurnal transaksi.

Pada awalnya, banyak orang yang meragukan apakah Bitcoin ini jebakan finansial atau bahkan bagian dari dunia penipuan. Tak sedikit orang yang meragukan potensi Bitcoin sebagai sarana investasi jangka panjang.

Namun, pasangan asal Riau dan Sulawesi Selatan ini telah membantah persepsi tersebut.

Berita Terkait