Riau Raih Lima Sertifikat WBTB Indonesia, Ada Makan Bajambau Kampar

Bangkinang, Kampartrapost.com – Riau raih penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada hari Selasa, (7/12/2021) di Gedung A Kemendikbudristek Jakarta.

Penyerahan penghargaan itu adalah dalam bentuk sertifikat yang diberikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang diwakili Dirjenbud, Hilmar Farid kepada Gubernur Riau Syamsuar Syam yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen.

Melansir Mediacenter.riau.go.id, pada tahun 2021 ini Riau berhasil menambahkan lima karya budayanya yang diakui menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Baca juga: Mengetahui apa itu ‘Ayi Ayo Onam’

Lima karya budaya Riau yang meraih WBTB itu antara lain Syair Antau Kopa, Atib Koambai, Mandi Shafar Rupat Utara, Lampu Colok Bengkalis, dan Makan Bajambau Kampar.

Menariknya, budaya Kampar juga termasuk sebagai penerima penghargaan WBTB yaitu makan bejambau Kampar.

Bentuk Kegiatan Makan Bajambau Kampar

Makan Bajambau Kampar merupakan kegiatan makan bersama di setiap desa yang dihidangkan oleh para kaum hawa.

Biasanya makanan yang dihidangkan yaitu nasi dan lauk pauk, dan nantinya masyarakat akan datang satu persatu atau ada juga yang datang berombongan ke lokasi di tenda besar yang sudah berdiri di antara mushalla dan aula.

Nasi dan lauk pauk tersebut ditenteng menggunakan talam yang ditaruh di atas kepala atau istilah di Kabupaten Kampar “Dijujuong”.

Baca juga: Malam Ini, Riau Raih Lima Sertifikat WBTb Indonesia

Tradisi makan bajambau ini biasanya dilakukan hampir setiap tahun sebelum masuknya bulan Ramadhan.

Tidak hanya sebelum bulan Ramadhan, beberapa desa juga melaksanakan tradisi pada hari raya Enam (Aghi Ayo Onam), yaitu tepat pada tanggal 8 Syawal.

Makan bajambau merupakan acara kebesaran adat di Kampar secara tradisional yang berlangsung turun temurun sejak zaman dulu kala.

Di dalam jambau-jambau tersebut disediakan aneka jenis masakan khas daerah Kampar yang sangat lezat dan istimewa rasanya.

Nasi disediakan diluar jambau, lengkap dengan piring dan gelas serta teko/cerek. Biasanya masakan bajambau meyediakan hidangan sambal seperti ikan bakar ukuran besar, ayam bakar, rendang daging atau ayam, pongek, asam pedas, gulai ayam, masak kecap, masak putih, aca, dll. Serta biasanya dilengkapi juga dengan masakan penutup berupa Santan dadio.

Jambau selalu dalam keadaan tertutup, tak boleh dibuka sebelum dipersilahkan secara adat oleh tuan rumah atau yang punya acara.

Sementara itu, khusus untuk makan bajambau para Dhatu, Ninik Mamak di negeri Soko, Andiko 44 Kampar (Sumatera Tengah) makan bajambau disediakan lebih spesifik lagi. Baik jenis-jenis makanannya maupun tempat atau dulangnya, dan juga tata caranya.

Jenis masakannya yang beraneka ragam tersebut harus lengkap (jambau ponuoh) lengkap dengan santan dadioh dan ditempatkan diatas ‘Dulang Kaki Tigo’ (dulang soko nagoghi) yang terbuat dari perunggu, suasa dan tembaga ataupun perak yang penuh dengan ukiran bermotif Melayu Kampar (Melayu Tua).

Penutup khusus itu terbuat dari sulaman benang emas dan manik-manik yang sangat indah dan berkilauan, dengan ujungnya berbentuk tirai (tighai).

Saat ini, Dulang Kaki Tuga serta Dulang Kaki Satu tersebut sudah sangat langka dan sulit untuk dijumpai lagi, karena banyak yang diperjual belikan ke Sumbar, Jawa, Malaysia, Bali dan ke Amerika.

Sumber: Hasil wawancara kampartrapost dengan sejarawan Kampar Abdul Latif Hasyim

Berita Terkait