Korea Utara, Kampartrapost.com – Hujan lebat telah melanda timur laut Korea Utara. Hujan ini berhasil menenggelamkan setidaknya 1.170 rumah warga dan memaksa 5.000 penduduk Korea Utara mengungsi ke tempat yang lebih aman, TV pemerintahan Korea Utara melaporkan.
Siaran TV pada hari Kamis mengatakan jika hujan minggu ini di provinsi Hamgyong Selatan telah menghanyutkan ratusan hektar lahan pertanian dan jembatan.
Dalam sebuah rekaman menunjukkan rumah-rumah yang terendam banjir hingga atap, jembatan terputus dan sungai meluap. Belum diketahui ada atau tidaknya korban. Namun, pemerintah masih mencoba mengevakuasi warga yang terdampak.
Banjir ini menyebabkan genangan lumpur masuk ke dalam rumah. Jembatan penghubung antar desa juga terputus.
Siaran berita melaporkan jika hujan lebat akan terus melanda pesisir timur Korea Utara dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga:Â Viral! Ulama Madinah Sindir Kebiasaan Jamaah Indonesia Suka Selfie di Masjid
Hujan yang terjadi pada musim panas di Korea Utara sering menyebabkan banjir dan menyebabkan kerusakan serius pada lahan dan tanaman para petani.
Banjir menjadi masalah serius bagi para petani, karena lahan dan tanaman yang mereka garap akan mengalami kerusakan parah. Bahkan melihat dari tahun-tahun sebelumnya, banjir membuat sektor pertanian gagal panen dan menyebabkan kerugian yang besar.
Para petani mengeluh karena bercocok tanam adalah sumber penghasilan mereka satu-satunya. Mereka berharap agar pemerintah segera melakukan upaya pencegahan bencana seperti ini. Sebelum merugikan lebih banyak sektor pertanian lagi.
Baca juga:Â Twitter Akan Bekerja Sama dengan Situs Berita Internasional untuk Atasi Disinformasi
Media melaporkan penyebab banjir ini karena saluran drainasee yang buruk, adanya penggundulan hutan dan infrastruktur yang buruk di Korea Utara.
Cuaca buruk terjadi ditengah meningkatnya kekurangan akan pangan di Korea Utara. Meskipun kelompok pemantau dari luar belum menemukan kasus kelaparan massal ataupun kerusuhan sosial.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengatakan pada bulan Juni lalu bahwa kondisi pangan di negaranya sedang mengalami krisis. Dia juga mengatakan jika sebelumnya negaranya telah menghadapi krisis yang lebih parah dari Covid-19.
Kondisi buruk yang menerpa Korea Utara sebelumnya Topan dan banjir besar tahun lalu. Bencana ini menjadi titik terendah Korea Utara.