Sekolah Tatap Muka Bukan Lagi Menjadi Satu-satunya Pilihan Saat Ini

Kampartrapost. com – Budi Sadikin, Menteri Kesehatan Indonesia menyatakan saat ini belajar secara fisik atau sekolah tatap muka di masa pandemi Covid-19 bukan lagi menjadi satu-satunya pilihan belajar.

Menteri yang akrab dengan sapaan BGS ini mengungkapkan dalam diskusi daring pada Rabu (14/7), “Dalam beberapa waktu terakhir karena situasi pandemi Covid-19, hadir secara fisik dan tatap muka bukan menjadi satu-satunya pilihan belajar lagi.”

Ia menyebutkan bahwa pembelajaran daring dapat menjadi alternatif yang memungkinkan guru dan siswa untuk mengatur kecepatan belajar mereka sendiri.

Baca juga: Adanya PPKM Darurat, Gojek Berikan Seluruh Driver STRP

Budi menambahkan, pembelajaran daring atau metode belajar jarak jauh di masa pandemi seperti sekarang dapat menjadi sarana pembelajaran yang efektif. Supaya siswa dan guru bisa memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.

Mantan wakil Menteri BUMN itu menjelaskan, “Belajar secara daring memungkinkan guru dan siswa mengatur kecepatan belajar mereka sendiri, memungkinkan keseimbangan kerja dan belajar yang lebih baik.”

Pemberlakuan kembali dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait pembelajaran jarak jauh (PJJ). Itu semua karena lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir yang mengalami peningkatan cukup tajam.

Hasan Chabibie selaku Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek mengaku tak dapat berbuat banyak terkait kondisi infrastruktur jaringan yang ia nilai menjadi kendala penerapan pembelajaran daring.

Baca juga: Cara Aman Beribadah Saat Penerapan PPKM Menurut Ahli

Menurutnya, masalah jaringan infrastruktur merupakan persoalan yang adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan perusahaan operator selular.

“Masih ada ribuan daerah yang memang, terus terang saja, berada di blank spot area. Dan ini jujur tidak bisa diselesaikan oleh Kemendikbud kalau urusannya infrastruktur,” kata Hasan dalam diskusi yang sama.

Ia menjelaskan, persoalan infrastruktur jaringan tersebut yang merasakan kebanyakan oleh daerah-daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T). Di daerah-daerah itu, Hasan mengakui pembelajaran jarak jauh memang tak sepenuhnya dapat berjalan lancar.

Bahkan ia juga berpendapat, di wilayah tersebut sekolah boleh saja mengadakan pembelajaran tatap muka. Tetapi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

“Nah itu yang bisa kita lakukan di daerah 3T sambil kita terus menerus berikhtiar bekerja sama dengan Kominfo untuk melakukan penetrasi percepatan pembangunan akses internet,” katanya.
Baca juga: Gubernur Lukas Surati Kemendagri soal Pencopotan Sekda Papua

Berita Terkait