Sempat Mengaku Khilaf, Dokter G Bantah Dirinya Memberi Vaksin Kosong pada Siswa

Kampartrapost.com – Seorang dokter berininsial G diketahui menyuntikkan vaksin kosong pada siswa SD di Kecamatan Medan Labuhan dari unggahan video yang viral di media sosial.

Setelah sempat meminta maaf pada pihak-pihak terkait dan mengaku khilaf, dokter G memastikan suntik yang ia berikan pada siswa SD tersebut berisi vaksin yang sebelumnya telah diisi oleh rekannya.

“Saya yakini suntikan yang saya berikan adalah berisi vaksin yang telah diisi oleh sejawat saya,” tulis dokter G dalam keterangannya pada Senin (24/1/2022), dilansir dari ANTARA.

G berani untuk tanggung jawab serta yakin dengan sumpah profesi dokter yang telah ia terima.

Hal itu sekaligus memberi tahu asumsi dari masyarakat atas video dirinya yang beredar tidaklah benar.

Baca juga: Sah! Pemerintah Tetapkan Pemilu Dilaksanakan pada 14 Februari 2022

Lebih lanjut, disebutkan dokter G telah melakukan prosedur vaksinasi sesuai aturan.

Dimulai dengan pemanggilan peserta dan pembersihan lokasi badan yang akan disuntikkan menggunakan alkohol.

Dilanjutkan dengan pengambilan spuit (alat suntik), hingga akhirnya menyuntikkan area lengan kiri siswa dengan suntikan yang sudah berisi vaksin.

Terkait video dokter G yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu, perundingan dari sejumlah pihak telah dilakukan.

Perundingan atau mediasi diikuti pihak keluarga dan lembaga tempat siswa belajar, yang mana langsung melibatkan kepala sekolah.

Baca juga: Bermula dari Salah Paham, Pertikaian Warga Papua Barat Memakan Korban Jiwa

Tak lupa pihak berwajib yaitu kepolisian, juru vaksin dan perawat juga ikut serta.

Mediasi sendiri berlangsung di ruang rapat, lalu konfirmasi langsung dilakukan.

Pada sesi perbincangan untuk membahas permasalah vaksin kosong itu, telah dijelaskan bahwa suntik dari dokter G tidak kosong.

Suntik itu sudah benar-benar mengandung vaksin yang diisi langsung oleh perawat W ke dalam alat suntik.

Bila pihak keluarga tidak yakin dengan konfirmasi yang telah disampaikan, pihak kesehatan bersedia menyuntikkan ulang vaksin pada siswa.

Namun pihak keluarga menolak penyuntikan kembali, sehingga penjelasan dari dokter G dapat diterima.

Berita Terkait