Setelah Pfizer, AS Sahkan Pil Merck Sebagai Obat Melawan Covid-19

Amerika Serikat, Kampartrapost.com – Regulator kesehatan AS pada Kamis (23/12/2021) mengesahkan pil kedua untuk melawan covid-19.

Penyediaan pil untuk obat oral ini merupakan upaya AS dalam memerangi gelombang baru virus omicron yang kian meningkat.

Melansir The Associated Press, pengumuman dari Administrasi Makanan dan Obat-obatan tentang di setujuinya pil Merck datang setelah AS mengesahkan pil Pfizer.

Pil Pfizer Paxlovid kemungkinan akan menjadi pengobatan pilihan pertama melawan virus. Karena manfaat yang unggul dan efek samping yang lebih ringan.

Baca juga: Arkeolog Israel Temukan Harta Karun di Bangkai Kapal Kuno

Sehingga pil Merck di perkirakan akan memiliki peran yang lebih rendah dalam melawan pandemi daripada Pfizer. Kemungkinan Merck dalam mencegah covid-19 lebih parah jauh lebih kecil daripada yang di perkirakan sebelumnya.

Kedua pil, Pfizer dan Merck, akan gratis untuk pasien di AS setelah di beli oleh pemerintah federal.

FDA mengijinkan obat Merck untuk orang dewasa dengan tes civid-19 positif. Dengan gejala awal yang menghadapi risiko rawat inap tertinggi. Termasuk orang tua dan bagi orang yang memiliki penyakit kronis seperti obesitas dan jantung.

Baca juga: Pertama di Dunia! AS Setujui Pil Pfizer Jadi Obat Oral Covid-19

Badan tersebut mengatakan molnupiravir harus di pertimbangkan untuk pasien yang memilij pengobatan alternatif COVID-19 yang telah di sahkan oleh FDA. Serta tidak dapat di akses atau tidak sesuai secara klinis.

Molnupiravir, yang dibuat oleh Merck dan Ridgeback Biotherapeutics ini juga tidak di peruntukkan bagi ibu hamil.

Wanita usia subur harus menggunakan alat kontrasepsi selama pengobatan dan selama beberapa hari setelahnya. Sementara pria harus menggunakan alat kontrasepsi setidaknya tiga bulan setelah dosis terakhir mereka, kata FDA

Badan federal juga mengatakan molnupiravir tidak boleh di gunakan pada pasien di bawah usia 18 tahun karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang.

Nick Kartsonis, wakil presiden senior penelitian klinis Merck, mengatakan para ilmuwan perusahaan masih mempelajari obat tersebut dan mereka berharap pada akhirnya di setujui untuk di gunakan pada anak-anak.

Baca juga: Santa Claus gay, di balik iklan sinterklas cium pria yang bikin heboh Skandinavia

Berita Terkait