Thailand, Kampartrapost.com – Tak beroprasi selama pandemi berlangsung, para sopir taksi di Thailand menyulap atap mobil mereka menjadi kebun sayur mini.
Melansir Associated Press, Thapakorn Assawalertkul, eksekutif koprasi mengatakan jika koprasi taksi Ratchapruk dan Bovorn yang memiliki 500 taksi di Bangkok dengan 2.500 taksi menganggur di sejumlah lokasi di Kota.
Melihat hal tersebut, pekerja dari dua koprasi taksi kemudian membuat taman mini pada minggu ini menggunakan sampah kantong plastik hitam. Plastik tersebut di letakkann di sebuah bilah bambu. Lalu mereka menambahkan tanah dan menanam berbagai sayuran di atasnya termasuk tomat, mentimun dan kacang panjang.

Baca juga: China dan Prancis Kecam Kesepakatan Antara AS Dengan Inggris-Australia
Taman petak sayuran mini tersebut terlihat seperti instalasi seni yang di pamerkan karena banyak menarik perhatian atas tampilannya yang begitu unik. Para sopir taksi memang berniat mencari perhatian atas nasib para sopir taksi dan oprator yang tertekan akibat adanya Lockdown dan pembatasan kegiatan karena pandemi Covid-19.
Kondisi jalanan ibu kota yang sangat sepi sampai saat ini, membuat banyaknya persaingan tarif yang lebih murah dengan taksi online. Akibatnya para sopir taksi mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Banyak sopir taksi yang tidak mampu membayar tagihan kendaraan. Hal tersebut membuat para sopir taksi pergi dan meninggalkan taksi-taksi dengan taman sayur mini di atapnya.
Para sopir taksi di Thailand memilih untuk berhenti menjadi sopir taksi dan memilih pulang kembali ke kampung halamannya.

“Beberapa sopir memilih berhenti dari pekerjaan mereka,” kata Thapakorn.
Baca juga: Astronot China Berhasil Lewati Misi Luar Angkasa Selama Tiga Bulan!
Dengan gelombang baru virus corona tahun ini membuat koprasi berhenti beroprasi karena ribuan taksi telah ditinggal para sopirnya.
Infeksi baru Thailand berkisar di bawah 15.000 dalam beberapa hari terakhir setelah memuncak di atas 23.400 pada pertengahan Agustus. Pemerintah berharap negara itu keluar dari gelombang ini, yang sejauh ini merupakan yang paling mematikan. Mereka menyumbang 97% dari total kasus Thailand dan lebih dari 99% kematiannya. Secara total, Thailand telah mengkonfirmasi 1,4 juta kasus dan lebih dari 14.000 kematian.
“Jika kami tidak segera mendapat bantuan, kami akan berada dalam masalah besar,” tukas Thapakorn.
Baca juga: Dapatkah perempuan di Afrika Selatan memiliki lebih dari satu suami?