Amerika Serikat, Kampartrapost.com – Militer Amerika Serikat tak terima disebut kalah dalam hal artificial intelligence (AI) atau AI dengan China. Mereka kemudian mengejek China yang hanya mengandalkan serangan siber saja.
Klaim kekalahan AS dalam pertempuran kecerdasan buatan atau AI ini di sampaikan oleh mantan anggota Pentagon, Nicolas Chaillan pada pekan ini.
Melansir Sindo News, penolakan kekalahan itu telah disampaikan oleh kepala petugas informasi Angkatan Darat AS, Raj Lyer.
Lyer menolak dengan tegas klaim dari mantan anggota pentagon itu.
“Itu sama sekali tidak benar.” tuturnya pada Breaking Defense.
Baca juga: Microsoft Bakal Tutup LinkedIn di China, Kenapa?
Lyer menjelaskan lebih lanjut jika kemitraan global AS memberikan informasi intelejen perdagangan yang tidak China miliki.
“Saya bisa saja memberitahu kalian bahwa China tidak memiliki apa yang kita punya. Mereka hanya mengandalkan serangan siber,” papar Lyer pada Jumat (15/20/2021).
Chailan yang mengklaim kekalahan AS atas supremasi teknologi AI ini mengatakan jika ini merupakan bagian dari protes terhadap lambannya transformasi teknologi militer AS. Ia juga mengatakan kegagalan Amerika Serikat dalam merespons dengan cepat yang membahayakan negaranya.
Baca juga: Bye BBM! BMW Siap Larang Mobil Berbahan Bakar Fosil Pada 2030
“China dan AS memiliki waktu selama 10 hingga 15 tahun dalam pertempuran teknologi,” kata Chailan.
“Apa butuh perang atau tidak, itu lebih semacam anekdot,” guyon Chailan.
“China akan segera mendominasi masa depan dunia. Ia akan mengendalikan semua mulai dari narasi hingga geopolitik,” tambahnya.
Meskipun menolak akan klaim kekalahan tersebut, Lyer mengakui bahwa China ahli dalam menerapkan teknologi AI. Sebagian besar mereka menggunakan dan uji coba teknologi AI pada populasi mereka sendiri.
Namun, Lyer menegaskan bahwa teknologi AS lebih maju di banding China.