Afghanistan, Kampartrapost.com – Pasukan tentara Amerika Serikat (AS) kasih makanan mengandung babi kepada warga Afghanistan yang terlantar dengan cara dilempar.
Peristiswa tersebut diceritakan oleh seorang wanita di Afghanistan yang terlantar setelah berkuasanya Taliban di negaranya.
Usai Taliban berhasil menduduki kota Kabul, berbondong-bondong warga negaranya ingin keluar dari kondisi tersebut, namun mereka terlantar di bandara Hamid Karzai Kabul.
Baca juga: Warga Bangkinang Terciduk Polres Kampar Menyelundupkan Narkoba ke Lapas
Seorang wanita yang terlantar dan terjebak bersama putri dan suaminya di bandara Kabul menceritakan disana banyak tentara Amerika Serikat yang melakukan penjagaan .

Terjadi sebuah kejadian pilu di bandara. Sebab pasukan Amerika Serikat memberikan makanan mengandung daging babi kepada orang-orang terlantar di bandaran.
Padahal kebanyakan orang Afghanistan beragama Islam. Kasihannya, warga Afghanistan itu tak mengerti Bahasa Inggris, sehingga mereka tidak tahu tulisan pada kemasan makanan yang dibagikan Amerika Serikat.
Baca juga: Komunitas Uighur Cemas Taliban Bantu China
“Memberi makan mengandung babi, dimana secara agama dilarang dan 95 persen warga disini tidak mengerti bahasa Inggris,” ujarnya.
Wanita Afghanistan itu menceritakan lewat instagramnya dalam akun @zf326. Salah satu postingan dalam instagram itu memperlihatkan makanan berupa sosis yang mengandung daging babi.
“Pork sausage patty, maple flavored” tulisan pada kemasan makanan.
Tak hanya memberikan makanan mengandung babi, tentara Amerika Serikat itu memberikan makanan secara tidak sopan. Sebab, makanan itu diberikan dengan cara dilempar.
Baca juga: Taliban Kutuk ISIS atas Bom Kabul, Hafidz: Mereka Hanya Mencari Eksistensinya Kembali
“Mereka tidak membagikannya kepada kami, mereka melemparkan paket-paket ini kepada kami dari kejauhan,” tulisan yang dikutip dari Geo TV (02/08).

Wanita juga menceritakan dalam empat terakhir ini bahwa ia dan keluarganya telah tidur diatas batu dan sampah. Kemudian para tentara Amerika Serikat mengarahkan senjata ke arah pengungsi di bandara.
“Kami tidak punya senjata, hanya mencoba keluar,” tulisnya.
Sementara itu, warga Afghanistan yang lainnya juga mencoba melarikan diri dari negaranya karena takut Taliban kembali memberlakukan aturan seperti tahun 90-an.
Baca juga: Mundur dari Afghanistan, AS Ingatkan Ancaman ke Bandara Kabul Masih Nyata
Tahun 90-an itu para wanita dilarang keras untuk memperoleh pendidikan, melihat TV dan mendengarkan dan mendengarkan radio. Jika melanggar aturan itu maka akan mendapat hukuman potong tangan.