Triska Rahmatul Aini, Mahasiswa Indonesia yang Jadi Traveller di Turki

Kampartrapost.com – Triska Rahmatul Aini atau biasa dipanggil Ika adalah seorang mahasiswa asal Indonesia jurusan Hubungan Internasional dan Ilmu Politik yang jadi traveller di Turki.

Mahasiswa asal Provinsi Bengkulu ini sedang menjalani studi di Abdullah Gul University, Kayseri, Turki.

Selain menjadi mahasiswa di Turki, Triska juga mengisi waktu kosongnya menjadi seorang Traveller.

“Aku juga kerja sebagai Tour Guide atau Survey Travel, kayak aku dikasih uang budget segini, untuk mensurvey suatu lokasi bagaimana caranya untuk ke sana, dan berapa jarak dan sebagainya lalu difotoin terus ke travel tersebut gitu,” kata Triska kepada Kampartrapost via WhatsApp, Senin (29/11).

Mengelilingi daerah-daerah di Turki, pastinya beragam perasaan saat menjalaninya dan akan ada suka dukanya. Triska menceritakan banyak suka duka yang ia peroleh selama menjadi traveller di Turki.

Baca juga: Junaidi Firdaus, Orang Indonesia Pertama dari Kampar Kuliah di Kazakhstan

“Untuk suka dukanya sih lumayan banyak ya, kadang engga sesuai ekspetasi. Misalnya suka duka, dukanya kadang kita lihat hotelnya bagus, eh pas ke sana tiba-tiba jelek gitu. Terus juga pas nge-trip gitu kita kira orang-orangnya pada baik, ternyata pas kita nge-trip tu orangnya engga not recommended gitu. Kadang tu ada juga beberapa kali kehilangan dompet, kehilangan uang kaya gitu. Hal gitu lumrah banget saat nge-trip gitu, kadang juga ketinggalan bus gitu, jadi harus jalan kaki, tapi itu hal-hal biasa sih selama traveling, itu sih dukanya,”

“Kalau sukanya, iya kita bisa punya banyak pengalaman, kita punya banyak wawasan, kita punya banyak pengetahuan tentang lingkungan di negara Turki. Kita bisa lihat tradisi dari setiap negara di Turki itu berbeda-beda. Kita juga bisa tau gitu tempat-tempat yang bagus di Turki, tempat-tempat bersejarah di negara Turki, itu sih sukanya,” terang influencer yang memiliki akun intagram @triska_nazira 21,8 ribu follower itu.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Kampar Tentang Hidup di Kazakhstan

Selain jadi traveller di Turki, mahasiswa Hubungan Internasional semester 3 itu juga sedang merintis membangun konsulat, yaitu perusahaan tempat konsultasi pendidikan, kursus bahasa asing (Inggris, Jepang, Jerman) dan berangkatin orang keluar negeri.

“Ini baru merintis, kalau konsulat baru berjalan 2 bulan,” ungkapnya.

Proses Bisa Kuliah di Turki

Siapa sih yang engga mau kuliah di Turki? negara dengan penduduk mayoritas muslim yang sangat indah dan tempat idaman bagi para penuntut ilmu.

Begini proses Triska Rahmatul Aini untuk bisa melanjutkan studinya ke Turki

Ia mengatakan awal untuk kuliah di luar negeri adalah keinginan dari orang tuanya. Orang tua Triska sangat ingin ia agar bisa lanjut studi ke luar Negeri, itu semua karena di daerah tempat Triska tinggal belum ada yang kuliah ke luar negeri.

“Aku tu memang dari awal tu disuruh sama orang tua ya, yang nyuruh itu almarhum ayah aku. Beliau bilang ‘nak kamu harus kuliah ke luar negeri’ karena di kampung aku sendiri, jujur aja ya di kampung aku sendiri belum ada yang kuliah ke luar negeri. Jadi almarhum ayah aku nyuruh aku kuliah ke luar negeri untuk mengangkat derajat keluar kami, dan juga memberikan edukasi kepada masyarakat di luar sana,”

Baca juga: Semakin Lengket, Indonesia-Turki Jalin Kerja Sama Teknologi Luar Angkasa

Untuk menuruti keinginan almarhum ayahnya, Triska selalu berusaha mencari informasi untuk mengetahui bagaimana prosedur kuliah ke luar negeri.

Ia berusaha dengan selalu mengikuti seminar-seminar dan juga menghubungi PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) setiap negara.

“Aku selalu searching ikut seminar kayak seminar-seminar beasiswa, nanya ke PPI negara, seperti PPI Italia, PPI Turki, semua PPI aku chat untuk nanya prosedur dan syarat-syarat untuk kuliah ke luar negeri. Dari situ aku ketemu lah beberapa universitas yang bagus gitu kan, ada China, Turki, Malaysia, Rusia, Qatar dan banyak lain lagi yang lainnya. Cuma alhamdulillah nya Allah berkehendak lain dan aku diluluskan di negara Turki tepatnya di Abdullah Gul University jurusan Hubungan Internasional dan Ilmu Politik,”

Tidak hanya lulus di Turki, ternyata Triska juga sempat lulus di China

Sebelumnya Triska tidak hanya daftar kuliah ke luar negeri, ia pun tetap bertawakkal dengan mendaftar kuliah di Indonesia. Dan Triska juga sempat lulus di salah satu universitas di Indonesia, namun ia berkeputusan untuk tidak mengambil kesempatan itu dan tetap yakin untuk kuliah ke luar negeri.

Baca juga: Tak Penuhi Standar Keamanan, Presiden Turki Erdogan Tolak Hadir di COP26

“Prosedurnya cukup ribet ya, aku harus pulang bolak balik Padang, kan aku aslinya orang Bengkulu ya bukan orang padang. Waktu itu aku masih umur 17 tahun, aku harus ngambil KTP, karena salah satu syarat untuk bikin paspor itu harus ada surat izin dari orang tua ya dan pakai matrai. Pokoknya kemaren engga di Bengkulu tempat aku tinggal, bukan. Aku bikin paspor itu di Padang, karena aku sekolah di Padang. Jadi aku minta surat rekomendasi di Padang gitu di sekolah aku,”

“Kemudian aku daftar di beberapa universitas lainnya, aku juga daftar Qatar University dan kemudian aku juga daftar beasiswa Malaysia, aku ngikutin semuanya gitu. Cuma di sisi lain aku engga fokus ke luar negeri ya, karena ibuku sendiri tu tipikal orang yang ‘jangan terlalu berharap ke luar negeri gitu, Coba kamu daftar di Indonesia, siapa tau kamu diizinkannya di Indonesia sama Allah. Dan aku daftar juga di Indonesia, dari UMPTKIN dan alhamdulillah nya aku lulus SPAN-PTKIN itu di UIN Surabaya alhamdulillah nya jurusan Hukum Pidana. Cuma jelang beberapa waktu aku engga ngambil sih itu, karena aku orangnya itu udah postive vibes gitu ya, aku bisa kuliah ke luar negeri pokoknya aku pasti bisa kuliah ke luar negeri gitu. Pokoknya dimanapun yang terbaik nanti di luar negeri pokonya aku harus kuliah di luar negeri, seperti itu tekadnya harus kuat dan benar-benar yakin jangan negatif thinking,” demikian motivasi dari Triska.

Baca juga: Turki “Perang” Lawan Kemerdekaan Ekonomi

Sementara itu, Triska menyampaikan untuk di jurusan Hubungan Internasional ia mengambil fokus Politik Internasional, dimana mempelajari tentang bekerja sama di antara negara untuk mengetahui politik negara tersebut.

“Di jurusan HI aku sendiri kosentrasinya lebih ke Politik Internasional ya, kan seperti jurusan aku tadi Hubungan Internasional dan Ilmu Politik ya. Jadi aku fokusnya ke politik internasional, kerjasama antar negara, nah aku di situ mempelajari politik antar negara, kerja sama dalam bidang bisnis, aku mempelejari dari itu semua,”

Bagaimana cara manajemen waktu di Turki?

Dalam hal memanajemen waktu,Triska termasuk orang yang simple. Jadi ia tidak terlalu sulit dalam membagi waktu antara kuliah dengan melakukan traveling.

“Kalau untuk memanajemen waktu aku itu random banget ya. Karena kan aku kuliah itu dari Senin sampai Kamis dan Jum’at, Sabtu, Minggu nya aku libur. Jadi pas libur aku traveling, kapan libur semester atau libur mid semester aku traveling, kapan libur Turki aku traveling kaya gitu, jadi emang saat libur aja aku traveling,”

“dan aku biasanya manaj waktu dengan buat kertas kertas di dinding dan di papan tulis di kamar aku,” tutup Triska.

Terpisah, untuk para penikmat traveling dan yang ingin kuliah di luar negeri bisa lihat infonya di akun instagram @ban.agency dan @gotour.turkey. (fw)

Berita Terkait