Afrika, Kampartrapost.com – Jejaring sosial Twitter untuk sementara waktu menonaktifkan fitur atau bagian tren bagi pengguna di negara Ethiopia. Kebijakan ini merespon perkembangan konflik terbaru di negara tersebut, kata Twitter pada Jumat (5/11/2021).
Melalui akun resminya Twitter mengatakan jika saat ini mereka masih memantau situasi di Etiopia.
Melansir Reuters, utuk melindungi keamanan pengguna Twitter, mereka terpaksa melakukan hal ini. Karena menghasut kekerasan atau merendahkan orang termasuk kedalam pelanggaran terhadap kebijakan Twitter.
Baca juga:Â Viral! Mahasiswi UNRI Jadi Korban Pelecehan Seksual Oleh Dekan Saat Bimbingan Proposal Skripsi
We’re monitoring the situation in Ethiopia and are focused on protecting the safety of the conversation on Twitter. Inciting violence or dehumanizing people is against our rules.
If you see something violating our hateful conduct policy, report it here: https://t.co/qYWH8kQ5Nc
— Twitter Safety (@TwitterSafety) November 6, 2021
Konflik yang terjadi selama setahun di Ethiopia antara pasukan pemerintah federal dan pasukan Tigrayan telah menewaskan ribuan orang. Konflik ini juga memaksa lebih dari 2,5 juta orang mengungsi.
Melansir Kompas.com, PBB mengatakan hingga 7 juta warga di wilayah Tigray, Amhara, dan Afar membutuhkan bantuan.
Sekitar 400.000 orang dari 5 juta orang di Tigray diperkirakan hidup dalam kondisi kelaparan.
Dalam sebuah pernyataan pers bersama PBB, 15 anggota paling kuat menyatakan keprihatinan mendalam tentang perluasan dan intensifikasi bentrokan militer di Etiopia.
Baca juga:Â Korea Utara Tingkatkan Pendidikan dengan Robot Belajar
Dewan keamanan PBB pun meminta agar semua pihak menahan diri dari pidato kebencian yang menghasut dan berbuntut perpecahan.
Semua pihak di Ethiopia juga telah di desak untuk mengakhiri permusuhan dan merundingkan adanya gencatan senjata abadi.
Ketegangan politik antara PM Etiopia Abiy Ahmed dan para pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigrayan (TPLF) meledak dan menyerukan perang pada bulan November 2020 lalu.
Konflik ini pun membuat Kedutaan Amerika Serikat di Addis Ababa menyerukan agar semua warga AS agar meninggalkan Ethiopia sesegera mungkin.