Yunani, Kampartrapost.com – Yunani berencana menggunakan perangkat meriam suara untuk menghalau para imigran serta pengungsi di perbatasan Evros dengan Turki.
Alat yang digunakan itu terkenal dengan sebutan Long Range Acoustic Device (LRAD) yang biasanya dipakai oleh kalangan militer.
Pada 31 Mei, Associated Press (AP) membeberkan ke publik tentang bagaimana otoritas Yunani memperlakukan para imigran yang datang ke negaranya.
“Polisi perbatasan Yunani menembakkan semburan suara yang memekakkan telinga dari sebuah truk berlapis baja di perbatasan dekat Turki. Meriam suara itu berukuran TV kecil yang dapat mengeluarkan suara menyamai volume mesin jet,” salah satu laporan yang di sampaikan ke publik
Baca juga:
-
Oposisi Pemerintah Israel bersiap untuk Melengserkan Netanyahu
-
Akhir 2021: Presiden Turki Mengatakan Akan Memiliki Vaksin Covid Sendiri
-
Candi Muara Takus, Kerajaan Dan Pusat Peradaban Sumatera yang Terlupakan
-
Mengetahui apa itu ‘Ayi Ayo Onam’
Sejauh ini, Menurut Radio 902, Polisi Yunani telah memperoleh dua perangkat LARD dan menggunakannya untuk menghalau para imigran serta pengungsi di perbatasan

Reaksi yang muncul
Hadirnya teknologi ini membuat kehidupan pengungsi makin sulit. Dengan demikian, kelompok hak asasi manusia ini menuntut peninjauan kembali metode pengawasan perbatasan dan meminta pemerintah lebih mempertimbangkan etika kemanusiaan, tulis Associated Press (AP).
Baca juga:
-
Terjadi Kudeta di Mali, Macron Ancam Menarik Pasukannya di Negara itu
-
Vaksinasi Covid Lambat: Warga Brazil Lakukan Unjuk Rasa ke Pemerintah
-
Erdogan Menelepon Pemimpin-Pemimpin Dunia untuk Melawan Serangan Israel Terhadap Palestina
-
Vietnam Intip Indonesia, Shin Tae Yong Gertak Park Hang Seo
Ella Jakubowska, dari kelompok hak digital EDRi, berpendapat bahwa pejabat Uni Eropa mengadopsi techno-solutionism (solusi untuk menghadapi suatu masalah dengan kecanggihan teknologi) guna mengesampingkan pertimbangan moral dalam menangani masalah migrasi yang kompleks ini.
Tidak hanya kelompok hak asasi manusia yang prihatin dengan teknologi AI baru terhadap migran dan pengungsi. Komisi Eropa juga memberikan tangapan serta pihaknya telah meminta informasi resmi dari Athena tentang isu kontroversial ini.